12 Februari 2024

Ulaon ni Angka Apostel (KISAH PARA RASUL) 17: 22-30 TAAT KEPADA ALLAH: PENCIPTA DAN PENGUASA SEGALA SESUATU

 

Ulaon ni Angka Apostel (KISAH PARA RASUL) 17: 22-30

TAAT KEPADA ALLAH: PENCIPTA DAN PENGUASA SEGALA SESUATU

1.         Perjalanan Paulus untuk memberitakan Injil salah satunya melalui Kota Athena di Yunani. Kota Athena adalah salah satu kota terbesar saat ini dan budaya/ peradaban Yunani (Helenisme) sangat berpengaruh kemana-mana. Di situ terdapat banyak patung-patung yang terbuat dari batu pualam dan logam mulia (emas dan perak) tepatnya tempat itu disebut dengan Gunung Aeropagus. Athena sebagai Kota yang penuh dengan kesenian, di situ juga banyak penyembahan berhala; penyembahan kepada patung-patung, penyembahan kepada benda yang dibuat oleh manusia. Orang-orang Yunani mempercayai ada kekuatan yang ilahi, tetapi mereka belum mengetahui tentang Yesus Kristus yang juga adalah Allah Pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Itulah latarbelakang Paulus bermissi ke Yunani untuk mengarahkan orang-orang Yunani menyembah kepada Tuhan yang benar, yang hidup dan berkuasa atas seluruhnya.

2.         Penyembahan hanya kepada Tuhan Allah (Ay. 22-23), Aeropagus sebagai tempat penyembahan para dewa seperti dewa perang Mars dan tempat pengadilan bagi para dewa. Hal itulah yang dilihat dan mau diubah oleh Paulus dengan memperkenalkan Tuhan bagi mereka. Mengapa harus menyembah kepada TUHAN? Karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu, yang memilikinya serta memeliharanya. Paulus tetap berpedoman kepada Hukum Taurat Tuhan (I dan II), dimana Jangan ada Allah lain di hadapanku, seru TUHAN (sebagai ALLAH YAHWEH) kita dan Jangan perbuat bagiMu patung yang menyerupai apapun untuk disembah atau bertakwa kepadanya. Sedangkan Dewa-dewa yang mereka percayai adalah sebuah kekuatan dalam hal tertentu (dewa kesuburan, perang, laut, petir, dll), sehingga dewa dapat mereka ganti sesuai kebutuhannya. Jika mereka tidak menyembah dewanya, maka itu bisa mati. Sedangkan Tuhan itu sendiri tidak bermula dan tidak berujung. Paulus mau menunjukkan bahwa kuasa Tuhan mengatasi segala kuasa-kuasa yang ada di dunia ini, sehingga ini mau mengajarkan kepada kita tidak boleh ada penyembahan ilah lain selain dari Tuhan Allah yang kita kenal melalui Yesus Kristus.

3.         Pengenalan kepada Allah dan ketaatan kepadaNya (Ay. 24-25), Masyarakat Yunani awalnya mempercayai para dewa sebagai kekuatan yang luar biasa di luar manusia, tetapi Paulus mengenalkan Tuhan Yesus sebagai Allah yang hidup yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Allah yang dimaksud oleh Paulus adalah Tuhan Allah yang menciptakan bumi dan segala isinya, Tuhan Yesus Kristus yang telah menebus umat manusia, dan Roh Kudus yang senantiasa memelihara umatNya dan berlaku sampai selama-lamanya. Pengenalan kepada Allah harus secara utuh, umat manusia harus mengetahui dan menyadari bahwa Allah itu Maha Kuasa, Maha Tahu, Maha Kudus, Maha Kasih, Maha Baik. Hal itu sesuai dengan Konfessi HKBP 1951 Pasal 1-4. Bagi orang yang sudah mengenal dan percaya kepadaNya maka dari situ Tuhan meminta kesetiaan dan ketaatan kepadaNya. Nats itu mau mengingatkan tidak boleh ada sembahan lain selain daripada Tuhan itu sendiri. Dalam kebiasaan Batak sampai saat ini masih ada yang harus diubah, dimana masih banyak yang berseru kepada Ompu Mulajadi Na Bolon dohot angka tondi-tondi, padahal melalui Tuhan Yesus, kita menjadi mengenal Allah yang Trinitatis/Tritunggal: Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Jika sedemikian Allah telah menunjukkan diriNya secara sempurna, maka tidak boleh lagi ada keraguan untuk mengikutinya.

4.         Umat manusia ciptaan Tuhan (Ay. 26-30), Paulus menjelaskan bahwa keberadaan manusia berasal dari Tuhan, bukan dewa atau buatan manusia lainnya. Jika Tuhan yang menciptakan manusia, berarti ia hidup dan mendapat mandat dari Tuhan untuk mengatur bumi, sehingga mereka tidak menyembah kepada benda mati. Jika manusia berasal dari keturunan Allah, maka hakikatnya manusia lebih tinggi dari emas, perak, batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Perbuatan manusia yang harus mencerminkan, ia adalah anak Allah. Dengan demikian pengenalan kepada Allah, menuntun umatNya untuk mengubah hati dan pikiran yang duniawi menjadi tertuju kepada kehendak Tuhan. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia harus seturut dengan Tuhan yang menciptakannya sendiri.

5.         Refleksi: Keadaan di Athena seperti yang dijumpai oleh Paulus saat itu, seperti penyembahan kepada berhala menunjukkan masih banyak orang yang belum mengenal Tuhan Allah sekaligus mengingatkan bagi orang yang mengikut Tuhan masa kini untuk senantiasa setia percaya kepada Allah. Dalam perkembangan waktu yang semakin modern, masih banyak praktek-praktek penyimpangan dari Allah, diantaranya meminta kekuatan-kekuatan gaib, sinkretisme: dimana ia percaya kepada Tuhan sekaligus mencari kekuatan-kekuatan duniawi, masih adanya keragu-raguan akan kuasa Tuhan. Tetapi orang yang mencari Tuhan dengan sungguh, maka ia semakin mendekatkan dirinya dengan kehendak Tuhan. Pengenalan kepada Tuhan harus disertai dengan ketaatannya kepada Tuhan. AMEN


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar