Topik: “ TUHAN MENERANGI UMATNYA UNTUK
MEMELIHARA LINGKUNGAN”
WAHYU 22: 1 - 5
Saudara/I yang dikasihi oleh Tuhan
Yesus Kristus !
Kitab Wahyu merupakan kitab pengungkapan yang
diberikan oleh Allah kepada Yohanes di pulau Patmos. Memahami kitab Wahyu tidak
boleh secara harafiah atau letteriah, tetapi harus secara kompleks, supaya kita
tidak terjadi kepada penafsiran yang salah. Mengapa demikian bapak dan ibu ?
Kitab Wahyu sering dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa yang luar biasa.
Kitab Wahyu sering dijadikan sebagai khayalan-khayalan dalam penafsiran
manusia, bahkan dibuat dibuat dalam imajinasi seperti film Hari Kiamat,
‘Judgement Day’, jika dibicarakan tentang Wahyu maka akan terbayang seperti
cerita-cerita aneh, mahluk-mahluk seram, dan kejadian-kejadian di luar dari
kebiasaan. Seolah-olah kitab itu sangat menakutkan.
Saudara/I, kita lihat latar belakangnya Kitab ini
ditulis pada masa orang-orang Kristen ditekan dan dianiaya karena percaya
kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Dalam situasi tersebut penulis bermaksud
untuk memberi harapan serta semangat kepada para pembaca dizamannya maupun di
masa kini, dan juga untuk mendorong mereka supaya tetap percaya pada waktu
dianiaya dan ditekan karena percaya kepada Tuhan. Kitab Wahyu dipakai dengan
memakai bahasa perlambang yang dapat dipahami oleh orang-orang Kristen zaman
itu, tetapi sulit dimengerti oleh orang-orang lain. Menguatkan orang-orang yang
ragu akan imannya kepada Tuhan Yesus, anak Allah.
Pada nats ini ayat 1). Lalu ia menunjukkan kepadaku
sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari
takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Kembali lagi Firman ini mengingatkan
kita kepada Allah Sang Pencipta Bumi. Dalam Epistel tadi Kejadian 2: 8-15.
Terlebih dahulu Tuhan memberikan tempat bagi manusia dan ia menciptakan Empat
Sungai di Taman Eden yaitu: Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Eufrat. Supaya
Apa? Supaya manusia bisa hidup, karena manusia membutuhkan air untuk kehidupan.
Saudara/I Allah lah yang memberikan kehidupan itu. Sehingga manusia tidak boleh
sepele atas kehidupan itu.
Mungkin kita masih mengingat baru-baru ini, adanya
iklan Aqua yang diperankan oleh orang-orang Papua, dimana di dalam iklan
tersebut diceritakan bahwa mereka sangat membutuhkan air. Hal itu terlihat dari
kalimat mereka: “Sekarang sumber air sudekat, beta sonde terlambat lagi, lebih
mudah ambil air, bantu mama mandiin adik, karena mudah ambil air, Katon bisa
hidup sehat”. Hal itu menunjukkan perlunya air di dalam kehidupan. Sangat
banyak fungsi dari air tersebut: untuk air minum, memasak, mandi, mencuci, dan
lain-lain. Itulah salah satu tugas kita menjaga kelestarian air dan lingkungan
hidup.
Amang dan inang, di daerah ini, banyak memakai nama
tempat dengan Air seperti Air Hitam, Air Berau, dan nama tempat ini adalah Air
Bikuk. Adakah arti dari Bikuk ? Bikuk dalam bahasa Dusun yang berarti bengkok,
berarti Air yang berbengkok. Itu sesuai dengan keadaan alam sekitar di Air
Bikuk dimana ada sungai panjang yang berbengkok-bengkok. Tetapi air adalah
sumber kehidupan, tanpa air manusia akan mati. Oleh karena itu ada yang
bertahan hidup di Air Bikuk, itu berarti ada kehidupan di Air Bikuk. Marilah
kita menjaga air itu, marilah kita menjaga kehidupan dan lingkungan tempat kita
hidup itu.
Ayat 2) ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan
sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Tuhan
menciptakan tumbuh-tumbuhan, pepohonan dengan banyak tujuan. Banyaknya kegunaan
dari pohon-pohon. Untuk menahan air, mencegah longsor dan kebanjiran,
pertukaran oksigen dengan karbondioksida, dll. Hal itu kita rasakan ketika kita
berada di bawah pohon pasti perasaannya lebih sejuk. Terkhusus tempat Air Bikuk
yang berada dalam kawasan perkebunan dan hutan konservasi, masih banyak pohon.
Itulah yang harus dilestarikan !. Tidak mengeksploitasi hutan secara
sembarangan, karena jika hutan rusak maka manusia juga yang akan dirugikan.
Ay. 3 – 5. Dampak dari kehadiran Allah. Sadar atau
tidak sadar, bahwa di dalam kehidupan kita begitu banyak berkat yang kita
terima. Ketika Tuhan datang untuk menyapa umatnya maka banyak dampak positif
yang bisa kita rasakan. Tidak ada lagi laknat dan hamba-hambaNya akan beribadah
kepada Tuhan. Ibadah atau abodah dekat dengan kebaktian, hal itu berarti ketika
manusia beribadah ia juga berbakti kepada Tuhan melalui perbuatannya. Tuhan
menerangi umatnya, supaya manusia juga berbuat dalam hidupNya. Anugerah yang
kita terima dari Tuhan bukan untuk berhenti, tetapi mengembangkannya. Mengajak
kita untuk ikut melestarikan lingkungan.
Refleksi:
Saudara/I dalam nama Yesus Kristus, Tuhan memberikan
kita bumi untuk kita tempati, begitu juga dengan isinya dan segala yang perlu
dengan kebutuhan manusia. Dalam hal itu ada dua hal yang ingin ditujukan kepada
manusia yaitu keistimewaan sekaligus tanggungjawab. Karunia yang diberikan oleh
Tuhan itu hendaknya kita syukuri dan hargai. Oleh karena itu, lakukanlah apa
yang bisa kita lakukan, mulai dari hal-hal kecil, misalnya ibu-ibu dapat
menanami sayur-sayuran atau tanam-tanaman di sekitar rumah. Bagi remaja-remajanya
ikut menyiram bunga yang ada sekitar rumahnya. Respon atas kebaikan Tuhan itu,
marilah kita ikut bertanggungjawab di dalam kelestarian lingkungan. AMEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar