18 Juli 2024

TUJUKANLAH HATIMU KE JALAN YANG BENAR (Amsal 23: 15-26)

 

TUJUKANLAH HATIMU KE JALAN YANG BENAR (Amsal 23: 15-26)

Saudara/i dalam nama Yesus Kristus?

            Orang Yahudi terkenal dengan kejeniusannya. Banyak penemu-penemu yang berasal dari Yahudi. Mereka bisa menciptakan anti peluru dan anti bom nuklir. Termasuk pendiri Google yang memiliki garis keturunan orang Yahudi. Mengapa mereka bisa begitu jenius?...

Karena mereka banyak belajar, dan mereka banyak memiliki pengajaran-pengajaran mereka banyak memiliki kitab-kitab. Oleh karena itu wajar saja jika mereka lahir dengan cerdas.

            Saudara-saudari mereka banyak belajar ilmu hikmah termasuk di dalamnya kitab Amsal. Buku Amsal adalah suatu kumpulan ajaran tentang cara hidup yang baik. Ajaran-ajaran itu diungkapkan dalam bentuk petuah, peribahasa dan pepatah. Kebanyakan di antaranya menyangkut persoalan-persoalan yang timbul dalam hidup sehari-hari. Buku Amsal banyak memuat tentang kebijakan-kebijakan dalam hidup seperti peringatan untuk memperoleh pengetahuan, orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN. Selain tentang cara-cara hidup yang baik, buku ini mengajar orang untuk memakai pikiran sehat dan bersopan santun. Petuah-petuah itu menyangkut berbagai bidang, termasuk hubungan dalam keluarga, urusan dagang, sopan santun dalam pergaulan, perlunya menguasai diri, rendah hati dan kesabaran.

            Kitab Amsal merupakan kumpulan Amsal Raja Salomo sebagai orang yang paling berhikmah yang pernah hidup di dunia karena ia meminta hikmah kepada Tuhan. Jika dilihat dari asal katanya, amsal berasal dari kata Ibrani, masyal yang berarti “missal”, atau “perumpamaan”. Kitab amsal adalah paradigma, model, contoh yang memiliki karya seni dan gaya bahasa yang indah dan menarik tetapi memiliki kandungan pengajaran yang tinggi. Ada dua gaya dalam Kitab ini; yang pertama adalah amsal dan yang kedua adalah nasihat. Ciri-ciri umum Amsal adalah: singkat, padat, mudah diingat, berpijak pada pengalaman, kebenaran universal, untuk tujuan praktis. Jadi amsal hampir selalu dilukiskan sebagai gambaran puitis, berirama, pendek, kuat dan mengena. Ciri bagian ini biasanya dimulai dengan sapaan, ”Dengarkanlah, hai anakku”. Ini adalah jenis hikmat yang berisi otoritas dari ayah atau Guru yang dapat dipelajari dengan jalan mendengarkan dan melakukan yang diterangkan oleh pengajarnya.

Penjelasan

Ay. 15-16) Nats ini merupakan nasehat dalam hubungan kekeluargaan dan pengajaran-pengajaran supaya hidup lebih baik. Alamat/Tujuan dari nasehat-nasehat itu lebih diutamakan kepada anak-anak atau generasi yang lebih muda. Melalui nasehat itu diharapkan supaya para anak membentuk perilaku (sikap dan tindakan) yang mempunyai kebijaksanaan. Pembentukan perilaku tentunya mempunyai dampak dan pengaruh yang positif. Mencari hikmah memiliki hubungan sebab akibat dengan datangnya sukacita. Anak yang bijak tentu mendatangkan sukacita bagi orang tuanya, anak yang jujur tentu membuat ayah dan ibunya bersukaria. Kebijaksanaan melebihi dari kepandaian, karena kebijaksanaan mampu mengatasi segala situasi.

Ay. 17) Ayat ini merupakan peneguhan kepada para anak-anak supaya tidak terpengaruh kepada orang-orang yang berdosa. Sekali lagi dalam ayat ini menekankan supaya Takut akan Tuhan karena itulah permulaan pengetahuan (Ams. 1:7) dan jaminan masa depan. Hal itu merupakan motivasi supaya anak-anak turut dalam pengajaran dan takut akan Tuhan sumber hikmat. Orang-orang Yahudi pada umumnya memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan bangsa-bangsa lainnya karena mereka mau belajar hikmah dan memiliki banyak pengajaran (didache).

Ay. 19-21) Topik Minggu ada pada ayat 19 yaitu tujukanlah hatimu ke jalan yang benar. Perkataan itu mengandung ajaran moral yang mengingatkan supaya tidak ikut-ikutan dengan para peminum anggur atau pemabuk dan pelahap daging. Perbuatan buruk memiliki konsekuensi yang buruk juga. Oleh karena itu untuk mendambakan kehidupan yang lebih baik tentunya harus ada kemauan menuju kepada jalan yang benar.

            Membuat tujuan hidup ke jalan yang benar membutuhkan hikmat dan penguasaan diri serta mau menaati aturan-aturan yang ada. Jika Taurat dan Nabi-nabi menekankan iman, ketaatan dan hikmat, Kitab Amsal terutama menekan pengertian dan ketaatan. Orang Israel yakin bahwa hati adalah pusat pikiran dan pengertian, dan pengambil keputusan, maka hatilah yang dituju oleh kitab Amsal. Dalam Tradisi Israel pengajaran dan pendidikan menjadi hal penting bukan saja untuk menanamkan Taurat dan hukum-hukum KeYahudian tetapi juga untuk mendidik bangsa itu akan pentingnya pengetahuan dan juga tata kehidupan.

Ay. 22-26) Salah satu penekanan dalam nats ini adalah menghormati orang tua (bdk. Taurat ke. V). Sangat tepat dalam hal ini mengajarkan anak-anak / generasi muda supaya taat kepada ayah dan ibunya termasuk orang tua yang lain. Ada hal yang jauh lebih penting diungkapkan Salomo membuktikan bahwa menjadi pengikut Tuhan terlihat dari kecintaan kita kepada keluarga. Salomo juga menegaskan bahwa ketaatan kepada Tuhan terlihat dari kepatuhan kepada orang tua. Firman ini menunjukkan hubungan dalam keluarga yang harus saling menghargai.

Refleksi

            Keluarga merupakan tempat pertama untuk belajar termasuk untuk mengenal kepercayaan kepada Tuhan. Keluarga sebagai sebuah komponen masyarakat yang paling sederhana dapat kita katakan sebagai tempat untuk berlangsungnya proses pertumbuhan. Di dalam keluarga terdapat kesempatan orang tua untuk mendidik anak-anaknya dan sebaliknya disitu jugalah kesempatan para anak untuk menerima didikan dari orang tua. Dalam proses pertumbuhan seorang anak wajar mendapatkan nasehat apabila ada hal yang perlu diperbaiki. Nasehat akan menghasilkan sesuatu yang baik ketika nasehat tersebut dijadikan sebagai sebuah landasan atau pedoman dalam menjalani kehidupan. Akan tetapi, nasehat juga bisa menjadi sia-sia ketika itu hanya dijadikan sebagai sesuatu yang tidak berguna.

            Amsal mengajak supaya memiliki dua arah kepedulian, yaitu Kepedulian kepada diri untuk masa depan yang lebih baik sehingga menganjurkan supaya tidak terjerumus kepada hal-hal yang merusak iman, serta kepedulian terhadap orang tua dan pengajaran mereka yang baik sehingga mendatangkan sukacita. AMEN

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar