SYUKURI DAN PERSEMBAHKANLAH BUAH
PEKERJAANMU !
MANDOK
MAULIATE JALA MAMELEHON PARBUE NI ULAON (Kejadian
26: 1 – 11)
Saudara/saudari yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, Sesuai
dengan namanya Kitab Ulangan ini merupakan pengulangan kembali kisah perjalanan
bangsa Israel. Kitab Ulangan merupakan rangkaian pidato-pidato yang
diucapkan Musa di depan bangsa Israel sewaktu mereka berada di negeri Moab.
Kitab Ulangan merupakan peraturan-peraturan yang di berikan
Musa kepada Bangsa Israel. Segala isi
atau segala peraturan yang ada di dalam kitab Ulangan dipengaruhi oleh tradisi
dari utara oleh orang-orang Lewi atau kaum imam. Tepatnya Mereka berhenti di Moab, sesudah mengakhiri
perjalanan panjang lewat padang gurun dan sebelum masuk ke Kanaan untuk
menduduki negeri itu. Kitab ulangan merupakan kitab yang terakhir dalam kelima
kitab Pentateukh, kata ulangan berasal dari kata deutronomion yang
berarti pemberian hukum yang kedua. kitab Ulangan mengulang banyak bahan, baik
yang berupa cerita maupun yang berupa hukum, yang termasuk dalam kitab-kitab
lain. Itulah sebabnya kitab ini disebut Ulangan.
Bapak Ibu yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, pada Ay. 1-2 Menyampaikan rasa syukur dan persembahan
dari hasil pertama. Allah telah menunjukkan penyertaannya kepada umatnya
yang melindungi mereka dalam perjalanan mulai dari tanah perbudakan hingga
menuju tanah pembebasan; tanah Kanaan. Tetapi sebelum mereka sampai ke tanah
Kanaan, umat Israel kembali diingatkan supaya mereka tidak lupa peristiwa-peristiwa
besar selama 40 tahun. Musa memohon kepada bangsa Israel supaya mereka
mengingat bagaimana Allah memimpin mereka melalui padang gurun dan karena itu
mereka harus taat dan setia kepada Allah. Oleh karena itu mereka harus
menyampaikan rasa syukur dan persembahan dari hasil pertama (Patumonaan) sebagai tanda ucapan
terimakasih karena Tuhan telah menyertai mereka sepanjang perjalanan dan
mengizinkan mereka masuk ke negeri yang dijanjikan Tuhan. Motivasi pertama
dalam mengucap syukur dan memberikan persembahan adalah karena telah melihat
betapa besarnya kasih dan penyertaan Tuhan yang memberikan keselamatan.
Ay. 3-4 Mengingat Janji Setia Tuhan. Ucapan syukur dan persembahan dari
umat disampaikan ke Bait suci; Mezbah Tuhan; tempat yang telah dipilih oleh
Allah dan disampaikan melalui perantaraan imam yang dipakai oleh Tuhan. Imam
yang menerima bukan untuk kemuliaan dirinya tetapi bertujuan untuk kemuliaan
nama Tuhan. Umat dianjurkan untuk memberikan ucapan syukur dari hasil pertama
dan terbaik mengingat besarnya kebaikan Tuhan. Bukan hanya masalah memberikan
persembahan kepada Tuhan tetapi untuk mengingatkan bangsa Israel arti dari ikatan
perjanjian Allah dengan mereka. Musa mendorong bangsa itu supaya membaharui
kesediaan mereka untuk memenuhi kewajiban-kewajiban mereka. Musa kembali
memastikan bahwa Allah telah menyertai mereka, dan mereka harus mengingat janji
Tuhan dan meresponinya dengan mengucap syukur dan memberikan persembahan dengan
hati yang tulus ikhlas.
Ay. 5-9 Melihat kasih Tuhan di dalam sejarah hidup.
Allah sudah menyelamatkan dan memberkati umat pilihan-Nya, bangsa yang
dikasihi-Nya. Jadi bangsa Israel tak boleh lupa akan hal itu. Mereka harus
mentaati Allah, supaya mereka tetap hidup dan terus diberkati. Salah satu hal
yang membuat manusia dapat bersyukur adalah karena melihat kasih Tuhan dalam
hidupnya, apabila manusia tidak lagi mampu untuk melihat pertolongan, kasih,
karya Tuhan dalam hidupnya maka itu akan membuat manusia tidak mampu untuk
bersyukur apalagi memberikan persembahan. Bangsa Israel mengingat masa lalu
mereka; dimana nenek moyang mereka orang Aram, bangsa pengembara yang hidupnya
penuh dengan ketidakpastian, penderitaan, dan perbudakan oleh bangsa Mesir.
Ternyata Tuhan mendengar doa mereka dan membawa mereka keluar dari Mesir dan
membawa mereka ke tanah Kanaan yang penuh dengan susu dan madu. Melihat dan
mengingat sejarah perjalanan mereka tentu saja umatnya layak mengucap syukur.
Refleksi
Saudara/saudari yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, Dasar
pemahaman mengucap syukur adalah karena menyadari bahwa rahmat Tuhan telah
sampai dan kita terima. Sehingga untuk mengucap syukur dan memberikan
persembahan harus berlandaskan motivasi dengan pengertian bahwa Allah telah
terlebih dahulu mengasihi. Jemaat harus melihat penyertaan Tuhan dalam
perjalanan kehidupannya sehingga memampukan kita untuk bersyukur (ay. 1-2).
Selain itu memberikan persembahan sekaligus mengingatkan kita kepada janji
Tuhan akan keselamatan setiap orang yang percaya. Allah memenuhi janjinya, oleh
karena itu manusia layak mengucap syukur (ay. 3-4). Menyaksikan perbuatan Tuhan
dalam kehidupan manusia menjadi pendorong untuk memberikan persembahan. Teologi
persembahan yang utama adalah mengucap syukur karena Tuhan sudah terlebih
dahulu mengasihi dan menyelamatkan umatNya, berarti bukan karena kehebatan
manusianya. Secara berurutan, perikop ini memuncak pada ayat 10 – 11 yang
mengarahkan setiap orang percaya untuk mengucap syukur dan memberikan
persembahan pertama dan terbaik. Menyampaikannya kepada Tuhan dengan hati yang
tulus sehingga mendatangkan sukacita dan berkat. AMEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar