TOPIK:
PENGHARAPAN, IMAN DAN KASIH 1 Petrus 1: 3-9
Saudara/I yang dikasihi oleh
Tuhan Yesus Kristus,
Surat Petrus ditujukan untuk orang-orang
diaspora / perantau dari Pontus, Galatia, Asia, dll. Penerimanya adalah yang
dulunya bukan orang Kristen (yang masih disebut dengan kafir), namun mereka
telah menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Oleh karena itu di dalam proses
mereka menjadi Kristen mereka pun mendapat penganiayaan.
Bapak/ibu, kita tidak lagi berada di
dalam pengenalan akan Kristus, tetapi kita sudah berada dalam anugerah Tuhan
dan keselamatan dari Yesus Kristus. Walaupun saat ini ada tantangan bagi
orang-orang percaya, adanya pembatasan-batasan bagi orang Kristiani saat ini
tetapi itu belum seberapa bagi jemaat yang dituju oleh Petrus.
Rasul Petrus menyuarakan supaya
mereka tetap bertahan dalam Kristus. Ia pun tak berhenti untuk memberikan
motivasi supaya mereka tetap berpengharapan dan bersukacita. Di tengah-tengah
tekanan, mereka tidak putus asa, karena Rasul Petrus sudah lebih dahulu
merasakannya. Dan dalam kesaksiannya, ia bisa menjadi teladan. Supaya jemaat
dapat meniru imannya. Supaya ada pengharapan, ia harus percaya kepada Tuhan
Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati.
Kebangkitan Kristus menyatakan
pengharapan yang hidup. Kita seperti lahir kembali, tapi bukan lahir dari fisik
atau rahim ibu. Melainkan kita lahir dalam Roh yang baru, kita lahir setelah
diperbaharui oleh Roh Kudus. Kristus telah menang melawan kematian, dosa dan
iblis. Perlu kita ingat bahwa kita tidak hanya terpaku pada apa yang ada di
dunia ini, tetapi pengharapan kita adalah pada Kristus. Mari kita baca 1
Korintus 15: 19.
Hal itu berarti pusat hidup kita
adalah Kristus. Orang yang tujuan hidupnya adalah Kristus maka diapun mempunyai
pengharapan. Apakah harapan itu? Kepercayaan bahwa Tuhan akan melindungi kita
dan kita tidak luput dari perhatian Allah. Adanya pengharapan akan membuat
semangat bahwa ternyata masih ada hari esok yang lebih baik lagi.
Saudara/I dalam Yesus Kristus, bagi
orang yang bertahan hingga menang ada harta atau warisan dari Allah itu. Allah
telah menjanjikan kehidupan yang kekal bagi orang yang percaya. Oleh karena itu
tetaplah percaya akan Yesus Kristus. Ada ungkapan dari Albert Schweitzer:
“Hidup ini pahit, jika kita mengingat yang pahit, hidup ini indah jika kita
mengingat yang indah”. Itu adalah salah satu motivasi bagi kita jika kita
pesimis, selalu berpikiran negatif, maka kesusahan pun akan semakin datang,
tetapi jika kita optimis, berpikir bahwa hidup ini akan lebih baik maka kita
pun akan bergembira untuk menjalani kehidupan ini.
Kekuatan orang Kristen adalah
bersekutu atau hubungan dengan temannya seiman. Jika dia bersatu dan bersekutu
dengan saudaranya seiman maka kemungkinan iblis untuk memecah belah dan
memangsa musuhnya akan semakin berkurang. Oleh karena itu jangan menjauh dari
persekutuan orang-orang percaya, tetapi tetaplah berada dalam lingkaran bersama
saudara seiman. Seperti kawanan ternak sapi atau domba, jika mereka terpisah
dan sendiri-sendiri, maka binatang buas akan lebih cepat dan leluasa untuk
memangsanya. Saat mereka ramai dan selalu berkumpul maka binatang buas itupun
akan takut.
Saudara/I yang dikasihi oleh Tuhan
Yesus Kristus. Ada motto yang sangat bagus yang bisa kita pedomani: “Kemarin
adalah mimpi yang indah, sekarang adalah kenyataan yang indah dan besok adalah
harapan yang indah”. Bahasa-bahasa seperti membuat kita lebih bersemangat. Jika
mengeluh membuat hidup semakin tertekan, tapi bersyukur membuat hidup lebih
bahagia.
Ingatlah ada Kristus yang senantiasa
menjaga dan melindungi kita serta memberikan jaminan keselamatan. Jadi jangan
pernah putus asa di dalam mengikut Kristus. Penderitaan hanyalah sementara
tetapi kehidupan yang kekal telah menunggu. Hidup mengarahkan kita semakin
kokoh, seperti Petrus yang pernah menyangkal Yesus. Awalnya ia adalah orang
yang labil dalam mengikut Yesus. Kadang ia sangat bertekad, namun terkadang ia
mengalami ketakutan. Tetapi pada saat ia tidak lagi bersama Tuhan Yesus, maka
Rasul Petrus adalah salah satu tokoh yang paling berani untuk mengabarkan
injil. Bahkan ia pun rela dihukum mati untuk membuktikan kesetiaannya kepada
Tuhan Yesus Kristus. Ia mau mati martir; mati demi mengikut Kristus.
Inti firman ini mengajarkan bagi
kita. Kebangkitan Yesus = mengalahkan maut + bangkit dari kematian.
Jemaat-jemaat yang berada di sekitar Asia ini berada dalam tekanan pemerintahan
Roma dihibur supaya berpengharapan. Perikop ini tentu memberi hikmah bagi Umat
Kristen saat ini yang mengalami tekanan hidup menuju kepada kebangkitan dan
terus berpengharapan pada Kristus. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar