11 Juli 2024

IMAN YANG MENYELAMATKAN (Mrk 5:21-43)

 

IMAN YANG MENYELAMATKAN (Mrk 5:21-43)

Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus di depan kaki-Nya dengan sangat ia memohon kepada-Nya. "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang ada padanya; namun sama sekali tidak ada faedahnya, malahan sebaliknya: keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya," Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu. Pada ketika itu Yesus mengetahui bahwa ada tenaga yang keluar.

Percaya, itulah yang utama. Kalau kita percaya pada sesuatu pasti kita menjalankannya. Entah apa pun itu. Dalam segala hal di tengah kehidupan ini dibutuhkan kepercayaan. Jika kita berjalan malam dengan mengendarai sepeda motor atau mengemudikan mobil, banyak jurang yang kita lewati. Tetapi karena kita percaya bahwa kita pasti selamat maka kita berani melaluinya. Demikian pula ketika kita jalan malam sendirian kita percaya bahwa Tuhan akan menyertai kita sehingga kita selamat barulah kita melakukannya. Jadi, kepercayaan itulah yang membebaskan dan menyelamatkan kita.

Dalam Injil ini ada dua peristiwa penyelamatan yang terjadi. Peristiwa pertama, yakni penyembuhan wanita sakit pendarahan dan peristiwa kedua adalah menghidupkan anak Yairus.  Kedua keajaiban ini mempunyai maksud yang sama, yakni bahwa dengan  iman kita diselamatkan. Padahal mereka telah melakukan segala daya upaya dalam hal-hal yang insani untuk memperoleh penyembuhan tetapi hasilnya tidak ada. Kehadiran Yesus sungguh-sungguh membawa perubahan dan keselamatan. Dalam keadaan yang tak terduga keselamatan itu datang di tengah-tengah mereka. Mengapa mereka bisa selamat? Karena mereka beriman bahwa dengan campur tangan Yesus semua derita dan penyakit akan disembuhkan. Hal ini sangat jelas dikatakan oleh Yesus: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!".

Apakah arti kepercayaan atau iman kita kepada Tuhan? Apakah Kita beriman dan ingat akan Tuhan hanya ketika situasi yang genting saja? Atau sebaliknya, kita memuliakan Tuhan, berserah dan bersyukur kepadaNya, hanya ketika semua urusan kita lancar dan diberkati?

Yairus kepala rumah ibadat dan wanita yang sakit pendarahan memang sama-sama mengalami krisis. Yairus terancam kehilangan seorang anak perempuan yang sangat dikasihinya, namun mengalami sakit. Sementara wanita itu telah 12 tahun sakit pendarahan, telah menghabiskan harta untuk biaya pengobatan ke berbagai tabib. Tetapi keadaannya malah bertambah parah. Dalam keadaan krisis inilah kedua orang itu datang kepada Yesus. Yairus sujud menyembah dan memohon pertolongan Tuhan (ay 22-23) Sementara wanita itu diam-diam menjamah jubah Yesus dengan iman. "Asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh." (ay 28). Iman dan pengharapan kedua orang yang luar biasa ini ternyata tidak salah alamat, karena mereka kemudian berhasil menemukan solusinya sebab Tuhan Yesus maha baik dan maha kuasa atas segala penyakit bahkan atas kematian sekali pun. (ay 29, 42).

Apa yang dilakukan oleh Yairus dan wanita yang sakit pendarahan itu menjadi teladan bagi kita untuk datang berserah kepada Kristus ketika krisis melanda. Namun yang sering menjadi persoalan tidak semua jawaban Tuhan sama. Bahkan yang seringkali terjadi seolah Tuhan diam untuk semua doa dan penyerahan kita, ketika kita sangat membutuhkan pertolonganNya. Disinilah iman kita diuji apakah apakah kita hanya sekedar memiliki iman yang kepepet atau iman yang memulihkan. Iman yang kepepet adalah iman pemula, iman yang instant, iman yang bergantung kepada situasi dan emosi semata. Sedangkan iman yang memulihkan adalah iman tetap tak berubah dan tidak tergoncangkan, sekali pun belum menemukan jawaban doa dan solusinya. Iman yang memulihkan adalah iman yang tetap teguh sekalipun antara harapan dan realita bertolak belakang. Iman yang memulihkan adalah iman yang tetap setia, tetap tenang dan bersyukur dan memulikan Tuhan dalam segala hal. Iman yang memulihkan adalah iman yang melihat melampaui mata manusiawi yang sangat terbatas. Iman yang memulihkan adalah iman yang sudah menang sekali pun masih dalam kesulitan, dan daftar ini masih bisa dilanjutkan lagi. Sebab begitu kaya dan dalamnya karya Tuhan dalam perjalanan iman yang memulihkan. Iman seperti inilah yang ditunjukkan oleh Yeremia dalam Ratapan 3:22-33. Dalam keadaan terpuruk dan dipermalukan oleh musuh….ia tetap memandang kepada kasih setia Tuhan dan kebaikan Tuhan yang tak berkesudahan. Bahkan berulangkali dalam beberapa ayat kata kasih setia dan kebaikan Tuhan dikumandangkan. Itulah iman yang menguatkan dan membawa pemulihan. "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habis rahmatNya, selalu baru tiap pagi." (Rat 3:22-23). AMIN

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar