PIKIRKANLAH HAL SURGAWI”
Lukas
20: 27-38
Saudara/I yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus!
Sebentar lagi kita akan tiba pada Minggu Ujung Tahun
Gerejawi atau peringatan bagi orang meninggal. Semua manusia akan mengalami
kematian, baik cepat atau lambat, baik orang kaya maupun orang miskin, baik
dengan kematian yang wajar maupun kecelakaan yang menimpa. Kita juga akan
mengalaminya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Allah.
Pertanyaannya adalah kemanakah kita setelah meninggal?
Di dalam nats ini, pada saat Tuhan Yesus ada di Palestina
ada beberapa aliran atau kelompok-kelompok kepercayaan.
a. Kaum Saduki / Saduse: yaitu kaum bangsawan dan para pelayan di Bait
Suci. Ciri mereka yang lebih mudah dikenal adalah tempat duduk mereka yang
selalu di depan. Mereka juga sering memberikan persembahan bakaran.
b. Kaum Farisi adalah kaum yang selalu menekankan dan menonjolkan hukum
Taurat. Mereka selalu berpatokan kepada hukum taurat, sehingga sering berdebat
dengan mempertentangkan peristiwa-peristiwa dengan hukum taurat.
c. Kaum Essene adalah orang yang mengasingkan diri untuk menonjolkan hidup
keagamaan dengan menekankan kesalehan, melalui memperbanyak diri berdoa dan
berpuasa. Biasanya mereka menghindari keramaian.
d. Kaum Sikari adalah kumpulan dari orang-orang Zelot. Mereka sangat serius
untuk menentang pemerintah dan kaum penjajah Romawi. Boleh dikatakan mereka
adalah pemberontak. Simon orang Zelot termasuk di dalamnya.
Diantara kaum tersebut, orang Saduki yang mengasingkan
diri berbeda dengan kaum-kaum lainnya. Mereka merasa lebih benar dan menolak
nasehat atau ajaran-ajaran orang lain. Mereka memiliki pemahaman bahwa
kebangkitan itu tidak ada. Orang Saduki hendak mencobai Tuhan Yesus dengan
bertanya kepada Yesus. Mereka hendak menentang ajaran tantang adanya
kebangkitan. Dengan bertanya "Guru, Musa menuliskan perintah
ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang
isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin
dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu…”
Disana diceritakan bahwa perempuan
itu menikah sampai tujuh kali. Dengan menggunakan tulisan Musa mereka bertanya
kepada Yesus. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di
antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya
telah beristerikan dia. Yesus sangat bijak untuk menjawab orang-orang dunia ini
kawin dan dikawinkan. Beruntung saja Yesus yang adalah Tuhan yang Maha Kuasa,
ia menjawab dengan tepat sehingga niat dan pemahaman mereka terbalik.
Tentang pernikahan seperti dalam pertanyaan mereka,
memang pernikahan seperti itu berlaku di dalam budaya mereka dengan tujuan
mempertahankan garis keturunan dan harta warisan. Mereka juga berusaha untuk
menikah diantara sesama kaum mereka. Oleh karena itu pertanyaan yang mereka
pakai bisa saja terjadi, dan inilah yang disebut dengan perkawinan levirat.
Tidak jauh-jauh, sebenarnya hal seperti itu juga di dalam kebudayaan orang
Batak. Jika seorang Istri meninggal, maka suaminya bisa menikahi adiknya
perempuan. Atau tante dari anaknya. Maksud dan tujuannya adalah supaya
partuturannya tidak lari disamping itu supaya anak-anaknya tidak berserak.
Pertanyaan yang mirip seperti itu sering muncul dalam
jemaat, Boha do amang molo cacat ibana di portibi cacat do tong di banua
ginjang? Boha do angka na mate marlanggar? Manang boha do angka ompunta na jolo
na so sempat gabe halak Kristen?. Amang Inang, dison ma hita diajari asa
mangantusi jala mangihuthon Debata sian sudut pandang ni Debata.
Pertama, tetap percaya kepada ajaran Tuhan, bahwa kita
juga mempercayai adanya kebangkitan. Jika tidak demikian maka iman kita adalah
sia-sia. Kita percaya kepada Tuhan Yesus bahwa ia telah mengalahkan kematian,
oleh karena itu ialah Tuhan bagi segalanya. Hidup atau mati setiap manusia
adalah kepunyaan Tuhan. Ia adalah Tuhan orang yang hidup dan ia juga berkuasa
atas orang mati. Saudara/I sekalian seringkali kita memakai pikiran kita untuk
memahami maksud Tuhan padahal yang kita pikirkan belum tentu benar. Adapun
pandangan-pandangan lain tentang kematian atau kehidupan tetaplah berpegang
pada pengajaran Tuhan Yesus Kristus, maka kita akan diselamatkan. Jangan
biarkan diri kita disusupi oleh ajaran-ajaran yang membuat kita ragu. Kita
harus mempercayai adanya kebangkitan karena itu adalah bagian dari orang
percaya. AMEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar