21 Juli 2024

PIKIRKANLAH HAL SURGAWI” Lukas 20: 27-38

 

PIKIRKANLAH HAL SURGAWILukas 20: 27-38

Saudara/I yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus!

Sebentar lagi kita akan tiba pada Minggu Ujung Tahun Gerejawi atau peringatan bagi orang meninggal. Semua manusia akan mengalami kematian, baik cepat atau lambat, baik orang kaya maupun orang miskin, baik dengan kematian yang wajar maupun kecelakaan yang menimpa. Kita juga akan mengalaminya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Allah. Pertanyaannya adalah kemanakah kita setelah meninggal?

Di dalam nats ini, pada saat Tuhan Yesus ada di Palestina ada beberapa aliran atau kelompok-kelompok kepercayaan.

a.       Kaum Saduki / Saduse: yaitu kaum bangsawan dan para pelayan di Bait Suci. Ciri mereka yang lebih mudah dikenal adalah tempat duduk mereka yang selalu di depan. Mereka juga sering memberikan persembahan bakaran.

b.      Kaum Farisi adalah kaum yang selalu menekankan dan menonjolkan hukum Taurat. Mereka selalu berpatokan kepada hukum taurat, sehingga sering berdebat dengan mempertentangkan peristiwa-peristiwa dengan hukum taurat.

c.       Kaum Essene adalah orang yang mengasingkan diri untuk menonjolkan hidup keagamaan dengan menekankan kesalehan, melalui memperbanyak diri berdoa dan berpuasa. Biasanya mereka menghindari keramaian.

d.      Kaum Sikari adalah kumpulan dari orang-orang Zelot. Mereka sangat serius untuk menentang pemerintah dan kaum penjajah Romawi. Boleh dikatakan mereka adalah pemberontak. Simon orang Zelot termasuk di dalamnya.

Diantara kaum tersebut, orang Saduki yang mengasingkan diri berbeda dengan kaum-kaum lainnya. Mereka merasa lebih benar dan menolak nasehat atau ajaran-ajaran orang lain. Mereka memiliki pemahaman bahwa kebangkitan itu tidak ada. Orang Saduki hendak mencobai Tuhan Yesus dengan bertanya kepada Yesus. Mereka hendak menentang ajaran tantang adanya kebangkitan. Dengan bertanya "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu…”

Disana diceritakan bahwa perempuan itu menikah sampai tujuh kali. Dengan menggunakan tulisan Musa mereka bertanya kepada Yesus. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia. Yesus sangat bijak untuk menjawab orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan. Beruntung saja Yesus yang adalah Tuhan yang Maha Kuasa, ia menjawab dengan tepat sehingga niat dan pemahaman mereka terbalik.

Tentang pernikahan seperti dalam pertanyaan mereka, memang pernikahan seperti itu berlaku di dalam budaya mereka dengan tujuan mempertahankan garis keturunan dan harta warisan. Mereka juga berusaha untuk menikah diantara sesama kaum mereka. Oleh karena itu pertanyaan yang mereka pakai bisa saja terjadi, dan inilah yang disebut dengan perkawinan levirat. Tidak jauh-jauh, sebenarnya hal seperti itu juga di dalam kebudayaan orang Batak. Jika seorang Istri meninggal, maka suaminya bisa menikahi adiknya perempuan. Atau tante dari anaknya. Maksud dan tujuannya adalah supaya partuturannya tidak lari disamping itu supaya anak-anaknya tidak berserak.

Pertanyaan yang mirip seperti itu sering muncul dalam jemaat, Boha do amang molo cacat ibana di portibi cacat do tong di banua ginjang? Boha do angka na mate marlanggar? Manang boha do angka ompunta na jolo na so sempat gabe halak Kristen?. Amang Inang, dison ma hita diajari asa mangantusi jala mangihuthon Debata sian sudut pandang ni Debata.

Pertama, tetap percaya kepada ajaran Tuhan, bahwa kita juga mempercayai adanya kebangkitan. Jika tidak demikian maka iman kita adalah sia-sia. Kita percaya kepada Tuhan Yesus bahwa ia telah mengalahkan kematian, oleh karena itu ialah Tuhan bagi segalanya. Hidup atau mati setiap manusia adalah kepunyaan Tuhan. Ia adalah Tuhan orang yang hidup dan ia juga berkuasa atas orang mati. Saudara/I sekalian seringkali kita memakai pikiran kita untuk memahami maksud Tuhan padahal yang kita pikirkan belum tentu benar. Adapun pandangan-pandangan lain tentang kematian atau kehidupan tetaplah berpegang pada pengajaran Tuhan Yesus Kristus, maka kita akan diselamatkan. Jangan biarkan diri kita disusupi oleh ajaran-ajaran yang membuat kita ragu. Kita harus mempercayai adanya kebangkitan karena itu adalah bagian dari orang percaya. AMEN

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar