BARANG SIAPA KUKASIHI
IA KUTEGOR DAN KUHAJAR
(
YOSUA 24: 1-2A + 14-18 )
PENDAHULUAN
Jemaat Laodikia adalah jemaat yang terkhir dari ketujuh jemaat yang
disapa Tuhan dalam kitab Wahyu. Jemaat ini istimewa karena inilah satu-satunya
jemaat yang tentangnya Kristus hanya mencela. Tak satupun pujian yang diberikan
Tuhan kepada mereka. Hal ini terjadi karena Jemaat Laodikia tidak memiliki
kesungguhan hati. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari jemaat ini.
Pertama:
Ketidaksungguhan Jemaat Laodikia (ay.15-16)
Jemaat Laodikia dinyatakan sebagai jemaat yang tidak memiliki kesungguhan
hati dalam mengikuti Tuhan. Mereka dikatakan sebagai jemaat yang “suam-suam
kuku”. Orang
Kristen yang suam kuku adalah orang Kristen yang merasa nyaman, puas diri dan
tidak menyadari akan kebutuhannya. Orang Kristen yang suam kuku seolah berkat.
"Kami sudah lama percaya kepada Yesus Kristus, kami Kristen udah puluhan
tahun, koq Anda mau menginjili dan mengajari kami?". Inilah gambarah
dari jemaat Laodikia.
Gereja Laodikia yang merasa mandiri, puas diri dan
merasa nyaman dan aman itu seolah berkata: “Kami tidak membutuhkan apa pun!”
Namun sementara itu kuasa rohani mereka melemah; kekayaan materi dan angka
statistic mereka hebat menyelubungi mereka seperti kain kafan menyembunyikan
mayat yang membusuk.
Kedua:
Penyebab ketidaksungguhan jemaat di Laodikia (ay.7-18)
Jemaat Laodikia ada di tengah kota Laodikia. Kota ini sangat istimewa,
kota ini memiliki tiga hal yang dibanggakan: Pertama, Laodikia Ini terkenal
dengan kemakmurannya, sebagai satu pusat kegiatan perbankan, dan keuangan
terbesar di dunia pada saat itu. Keadaan ini membuat orang Laodikia memiliki
mentalitas mandiri, merasa tidak butuh siapa-siapa kecuali dirinya sendiri.
Kedua, Laodikia termasyur dengan kerajinan pakaian jadinya, khususnya
yang terbuat dari wol, ini menimbulkan mentalitas yang sombong, mereka begitu
bangga dan yakin diri akan kecantikan dan ketampanannya. Mereka selalu
terobsesi untuk dikagumi orang lain.
Ketiga, Laodikia juga tersohor karena mutu sekolah kedokterannya, yang
berhasil membuat prestasi medis kota ini lebih melambung lagi adalah salep mata
dan salep telinga yang mereka produksi. Sehingga mereka merasa diri selalu
sehat khususnya dalam pendengaran dan penglihatan mereka.
Mentalilas orang-orang Laodikia telah memengaruhi keadaan rohani jemaat
Laodikia. Ketidaksungguhan mereka disebabkan karena mereka merasa memiliki
kekayaan tetapi sebenarnya mereka melarat, malang dan miskin, karena berpikir
mereka tetap memiliki penampilan yang terbaik pada saat itu tetapi sebenarnya
mereka telanjang dan mereka berpikir mereka memiliki kesehatan atas mata dan
telinga tetapi sebenarnya mereka buta. Seluruh kekayaan, penampilan dan
kesehatan yang mereka miliki semuanya tidak bisa menutupi keadaan rohani mereka
yang sebenarnya.
Ketiga: Sikap
Tuhan atas Ketidaksungguhan Jemaat Laodikia
Ternyata Tuhan tidak tinggal diam melihat ketidaksungguhan jemaat
Laodikia, ada dua sikap Tuhan yaitu Tuhan akan menegor dan menghajar (ay 19a).
Kata menegur berasal dari kata “elegcho” yang artinya menunjukkan kesalahan dengan tujuan
menginsafkan seseorang. Bukan hanya menegor tetapi jemaat ini pun akan dihajar
oleh Tuhan, dihajar maksudnya ini merupakan peringatan yang lebih keras.
Dalam ay
16 Tuhan menyatakan bahwa Ia akan memuntahkan jemaat Laodikia. Sesungguhnya ini merupakan ungkapan murka Allah
terhadap jemaat Laodikia. Namun dalam ayat 19a dijelaskan bahwa teguran dan
hajaran yang Tuhan berikan merupakan bukti kasih Tuhan kepada mereka.
“Barangsiapa kukasihi ia kutegor dan kuhajar”. Teguran dan hajaran Tuhan selalu
bersifat paedagogik atau pengajaran untuk membawa umatNya berbalik.
Keempat:
Solusi Lepas dari Ketidaksungguhan Jemaat Laodikia (ay 19—20)
Tuhan memberikan solusi bagi jemaat Laodikia yaitu: “relakanlah hatimu
dan bertobatlah! Perintah untuk bertobat diawali dengan kerelaan hati, ini merupakan
poin yang penting, pertobatan yang sungguh hanya terjadi bila ada kerelaan
hati. Kerelaan hati digunakan kata “zeloo” artinya berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk bertobat.
Bertobat artinya menerima Tuhan
Yesus dalam hidup secara pribadi. Tuhan Yesus mengetok pintu hati manusia. Pada
zaman itu memang rumah-rumah orang Yahudi hanya memiliki satu gagang pintu yang
terletak di dalam, sehingga hanya dapat dibuka dari dalam. Sebagai respon
manusia atas undangan Tuhan Yesus, maka manusia harus membuka hati untuk
menerima Kristus secara pribadi sebagai Tuhan dan Juruselamat. Seorang yang
telah menerima Kristus akan memiliki Roh Kudus, dan pribadi Allah yang ketiga
inilah yang akan membuat hati kita berkobar-kobar melayani Tuhan.
Kelima: Berkat yang dijanjikan
Tuhan bagi kesungguhan Jemaat Laodikia (ay 20-21)
Ada dua berkat yang dijanjikan Allah kepada jemaat Laodikia apabila
mereka memiliki kesungguhan hati: Pertama, persekutuan dengan Tuhan akan
dipulih-kan,”Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan
Dia dan ia bersama-sama dengan Aku”. Bagi orang Yahudi persekutuan yang
paling indah adalah makan bersama. Jemaat Laodikia akan memiliki hubungan yang
intim dengan Tuhan. Itulah sebabnya Daud berkata, “ lebih baik satu hari di
pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain” Mazmur
84:11
Berkat yang kedua,
jemaat Laodikia pun akan memiliki persekutuan yang indah pada masa kekekalan
yaitu bersama dengan Kristus di Sorga. Inilah yang tentunya harus menjadi
kerinduan semua orang percaya.
APLIKASI
Pertama:
Keadaan rohani jemaat Laodikia dikatakan “Suam-suam kuku” karena mereka
menganggap kekayaan, penampilan dan kesehatan yang mereka miliki adalah
segalanya. Untuk itu berhati-hatilah dalam kemapanan hidup jangan sampai
kitapun memiliki keadaan yang sama dengan jemaat Laodikia.
Kedua: Kedaaan
suam-suam kuku hanya bisa dikalahkan dengan satu tindakan itulah bertobat dan
menerima Kristus dalam hidup kita sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Ketiga: Jika
kita memiliki kesungguhan hati dalam mengikut Kristus maka kita akan memiliki
persekutuan yang indah dengan Tuhan Yesus pada masa sekarang di dunia dan
pada masa yang akan datang di Sorga. AMEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar