MEMBERITAKAN PERTOBATAN, MENGUSIR
SETAN,
MENYEMBUHKAN PENYAKIT (Yehezkiel
2:1-5)
Yehezkiel adalah anak Busy dan merupakan keluarga Imam. Dia dibawa bersama-sama
dengan masyarakat lainnya ke Tel-Abib dekat dengan sungai Kebar pada pembuangan
pertama tahun 597). Dia sudah menikah dan istrinya meninggal sekitar tahun 587
tepatnya sebelum atau pada masa penyerangan Yerusalem (24: 18). Pada tahun
kelima setelah pembuangan (593/2), dia dipanggil menjadi nabi seperti yang
tertulis dalam Yehezkiel 29: 17 dan kenabiannya berakhir pada tahun 571. Dalam
pemberitaannya, ia mendesak, memperingatkan, dan menghibur sesama penderitanya
di dalam pembuangan.
Pesan yang disampaikan Nabi Yehezkiel berasal dari Allah yang diterimanya
pada masa awal pembuangan, itu sebabnya Kitab Yehezkiel ini menjadi tahap baru
dari nubuatan di Israel dan memiliki ciri yang berbeda dengan kitab para nabi
lainnya. Yehezekiel sering dipanggil Allah dengan sebutan “anak manusia”, suatu
gelar yang menitik-beratkan kerendahan Yehezekiel sebagai seorang manusia saja.
Dalam melaksanakan panggilan kenabiannya, Yehezekiel banyak sekali memakai
symbol dan gambaran disamping melibatkan kehidupan pribadinya sendiri.
Disamping sebagai orang yang diberi kemampuan untuk melihat dan mengetahui hal
yang supra-Normal, Yehezekiel adalah seorang yang tidak pernah berhenti
berpikir memakai otaknya. Panggilan-panggilan(vision) yang diterimanya selalu diuraikan
dengan sejelas mungkin, hal itu nampak misalnya dalam uraian tentang Kemuliaan
Tuhan yang dilihatnya (pasal 1-3),tentang kota Yerusalem dan bait Allah yang
baru (pasal 40-48). Selain sebagai nabi Yehezkiel juga seorang imam. Perpaduan
duifungsi ini juga hanya dimulai oleh Yehezkiel. Dan seluruh pemberitaan
Yehezekiel tidak bisa dilepaskan dari keunikan pribadinya, dan karena itu tidak
bisa disamakan begitu saja dengan berita dari nabi-nabi lainnya.
Penjelasan Teks
Dalam ayat 1, dikatakan,
FirmanNya kepadaKu, ini berarti Allah sendiri langsung menyatakan diriNya
kepada Yehezkiel. Dalam psikologi Ibrani, ucapan seseorang dianggap dalam
pengertian tertentu sebagai sebagian dari kedirian si pembicara yg mempunyai
keberadaan sendiri yg nyata. Maka ucapan atau Firman Allah dalam Alkitab ialah pernyataan diriNya sendiri, dan kata davar bisa menunjuk kepada
berita-berita tersendiri yg diberikan kepada para nabi, atau kepada isi
penyataan dalam keseluruhannya. Kata itu dipakai 394 kali tentang komunikasi
dari Allah kepada manusia. Davar
mengandung kuasa yg serupa dengan kuasa Allah yg mengucapkannya (Yes
55:11), melaksanakan kehendak-Nya tanpa halangan, harus diperhatikan oleh para
malaikat dan manusia (Mazm 103:20; Ul 12:32), tetap untuk selama-lamanya (Yes
40:8), dan tak akan kembali kepada Allah tanpa digenapi lebih dahulu ( Yes
55:11). Dalam Mazm 119, davar lebih menunjuk kepada firman Allah yg tertulis.
Konsep Logos dalam PB diterjemahkan dari istilah davar dalam PL. Dalam PB
istilah logos sangat luas, namun intinya Logos ialah amanat dari pihak Allah yg
dinyatakan dalam Yesus Kristus, yg wajib diberitakan dan ditaati.
Yehezkiel dipanggil atau disebut “Anak Manusia”, istilah perkataan itu
dapat diartikan untuk menyatakan bahwa manusia adalah lemah, fana. Kemudian
istilah Anak Manusia (Ibr. Ben Adam, dalam tradisi Israel biasanya digunakan
untuk menyebutkan jabatan Nabi. Dalam PB, Jesus juga disebut sebagai Anak
Manusia. Sebutan Anak manusia dalam diri Yesus memiliki fungsi, Ia datang dalam
misi penebusan melalui penderitaan (Mat 12:14; 17:22; 20:18; Mark 9:31; Luk
9:44). Istilah Anak manusia juga sangat menarik karena merujuk kepada mesias,
yang diurapi. Jika Allah berfirman itu sekaligus menyatakan hakikat Allah. Ini
berati Allah yang transenden tidak jauh dari manusia. Lalu dikatakan “ bangun dan berdiri. Ungkapan bangun
berarti sebelumnya Yehekiel tersugkur, atau bersujud, sikap ini menunjukkan
sikap merendahkan diri dihadapan Tuhan. Lalu kata bangun dilanjutkan dengan
kata “berdiri” Sikap berdiri merupakan sikap hormat, respon kepada Tuhan dan
menujukkan sikap “siap” dalam menerima sesuatu atau pesan dari yang menyampaikan.Istilah
kalimat” bangun dan bangkit” dapat juga diartinya proses transformasi dari
hidup dalam perbudakan ke dalam hidup yang merdeka.
Dalam Ayat 2: Menekankan
bahwa dalam hidup manusia perlu bangkit, perlu aktif, lalu Tuhan akan
memberikan kekuatan kepada manusia untuk melakukan perintahNya. Peransentral
Tuhan dalam aktifitas manusia tidak biasa diabaikan.
Dalam ayat 3, ditekankan
tentang Pengutusan. Misi pengutusan Yehekiel sangat unik, karena ia hidup dan
di utus ke tengah-tengha pembuangan, hal ini berbeda dengan nabi-nabi
sebelumnya. Ia diutus kepada bangsa pemberontak (goyim), istilah goyim sebelumnya tidak dipakai untuk orang Israel.
Pernyataan ini sekaligus menekankan bahwa Israel telah kehilangan martabatnya
sebagai umat pilihan Allah, mereka telah kehilangan identitas, jati diri
sebagai umat perjanjian. Mereka telah seperti seorang anak yang memberontak
terhadap Ayahnya. Pergeseran ini adalah konsekuensi dan ketidaksetiaan umat
Israel kepada Tuhan. Mereka tidak lagi memeliharan kesetiaan dan kekudusan
hidup.Allah menyebut mereka bangsa pemberomtak: Keras kepala (khasheh) secara hurifiah diartikan: keras, kejam, berat, keras kepala, keras,
sulit, kaku leher, dan tegar
hati (chazag) secara hurufiah diartikan kuat,
perkasa, sakit, lebih kuat, lebih keras, terpanas, kurang ajar, keras.
Dalam ayat 4; ditekankana
tentang fungsi dan otoritas orang mengutus dan yang di utus. Yehezkiel diutus
sebagai duta Allah, nabi Allah
ditengah-tengah Israel.
Dalam ayat 5: Allah
menekankan supaya Yehezkiel mampu bertahan, meski upayanya gagal dalam
penilaian manusia, tidak berguna bagi Israel, tapi mereka tidak memiliki alasan
tidak ada orang yang tidak menasehati mereka, mereka harus merasakan ada nabi
di tengah-tengah mereka yang menyampaikan Hukuman bagi orang berdosa dan
keselamatan bagi orang yang bertobat.
Refleksi
(Panggilan, visi, Yehekiel dalam
nats ini juga menyatakan bagaimana Yesus menampakkan diri pada Saulus, dalam
Kis 26:16). Kita semua memiliki panggilan untuk menyuarakan suara KENABIAN.
Tuhan selalu memiliki jalan tersendiri untuk menyatakan kerajaanNya. Dalam
pergumulan hidup barang kali kita sering beranggapan bahwa Tuhan itu jauh dari
hidup kita, padahal Allah tidak pernah menjauhkan diriNya dari kita. Tetapi
manusialah yang membuat dirinya jauh dari Allah karena berbuat dosa, sehingga
akibat dosa itu kita merasakan kekawatiran , rasa takut, terbebani (Adam dan
Hawa). Penderitaan bisa saja akibat dari perbuatan dosa, meskipun tidak semua
hal penderitaan yang dialami seseorang bukan karena dosanya sendiri (Ayub),
banyak anak-anak yang tidak tahu apa-apa harus mengalami nasip yang tragis,
dibuang, diterlantarkan. Umat Israel mengalami penderitaan karena akibat dosa
yang mereka perbuat. Namun ditengah-tengah pergumulan mereka, Allah memanggil
Yehezkiel untuk menyampaikan firmanNya(=Menyatakan keberadaan Allah). Panggilan
kepada Yehezkiel sekaligus menyatakan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan
umatNya, Allah senantiasa mengasihi umatNya. Dalam pergumulan hidup yang kita
alami Tuhan meminta kita untuk selalu mengenal diri kita, bersujud kepadaNya,
tidak putus asa, tapi tetap “bangkit” (aktif), bukan fasif. Tuhan telah
mengangkat kita sebagai AnakNya, Tuhan selalu memberi penghiburan bagi
kita,melalui Roh Kudusnya, untuk memampukan dan menguatkan kita. AMEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar