21 Juli 2024

TUHAN ALLAH MENOLONG AKU YESAYA 50: 4-9 A

 

TOPIK: TUHAN ALLAH MENOLONG AKU YESAYA 50: 4-9 A

            Saudara/I yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,

            Minggu Palmarum adalah minggu terakhir sebelum hari peringatan kematian Tuhan Yesus. Ada kemiripan seperti Advent yaitu masa penantian akan kelahiran Tuhan Yesus, sedangkan Palmarum adalah masa penantian sebelum kematian Tuhan Yesus Kristus. Palmarum disebut juga dengan maremare atau hari raya Pondok Daun. Tradisi maremare dalam Perjanjian Lama adalah berteduh di bawah pondok yang atapnya dibuat dari daun palma. Ketika mereka berjalan di Gurun Pasir dan beristirahat, yang ada hanya daun palma sebagai pelindung dari terik panas sehingga tradisi itu tetap mereka jaga.

            Di dalam Perjanjian Baru, Palmarum adalah tanda sukacita umat Israel dalam menyambut Tuhan Yesus yang datang ke Yerusalem. Sebenarnya hal yang dialami oleh Tuhan Yesus adalah suatu kesedihan, tetapi yang membuat sukacita adalah karya terbesar sepanjang masa. Biasanya kalau kita mengtahui bahwa tamu akan datang ke rumah, maka rumah pun semuanya akan beres-beres. Jika kita mau mengadakan suatu pesta biasanya akan heboh untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Sama halnya dengan Tuhan Yesus sebelum melakukan karya penyelamatannya maka ia disambut dengan penuh sukacita.

            Bapak/ibu yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, nats ini menceritakan apa yang dialami oleh para Hamba Tuhan untuk menyaksikan imannya. Ada anugerah atau pemberian Tuhan kepada para hambaNya yaitu Lidah seorang Murid. Lidah adalah bagian tubuh yang penting. Kalau lidah tidak ada maka berbicarapun akan sulit. Ada istilah yang mengatakan ‘Memang lidah tak bertulang’ yang artinya ia bisa mengucapkan kata yang diinginkannya. Tetapi lidah perlu dijaga supaya lidah itu bernilai; tidak mengcapkan kata-kata kotor, tidak berdusta, tidak menyakiti orang, dsb.

            Tetapi lidah seorang murid adalah lidah yang mengatakan apa yang dikatakan oleh gurunya itu yang akan disampaikannya. Jadi murid atau hamba Tuhan disitu adalah penyampai pesan dari Tuhan. Hamba yang baik tidak menyampaikan pesat atau kehendaknya sendiri. Hamba Tuhan yang baik pasti akan dikuatkan, dimampukan dan dilayakkan untuk menyampaikan FirmanNya yang mulia itu. Oleh karena itu saudara/I, marilah kita pakai lidah kita dengan baik, menjaganya supaya tidak mendatangkan dosa, tetapi biarlah lidah kita sebagai sumber berkat. Contoh fungsi lidah yang positif adalah agar kita dapat berbicara, bernyanyi, berdoa, menasehati, memberikan semangat kepada orang yang letih lesu.

            Mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Pemberian yang kedua adalah telinga atau pendengaran seorang murid. Orang yang ingin pengetahuannya lebih banyak maka ia harus belajar dan banyak mendengar. Mendengar guru dan mengikuti petunjuknya untuk membuat hidup lebih baik. Ada orang yang membiasakan diri kalau dipanggil pura-pura tidak mendengar, lama kelamaan ia menjadi pekak dan tuli. Tetapi pendengaran seorang murid adalah pendengaran yang peka terhadap suara gurunya. Tidak seperti peribahasa masuk dari telinga kanan, keluar dari telinga kiri atau masuk dari kanan, keluar dari kanan. Itu berarti membal. Tidak masuk garam.

            Pendengaran diarahkan kepada pengajaran, Firman Tuhan, pembelajaran. Berarti ia harus jeli untuk mendengarkan suara Tuhan. Jika ada yang tidak peka mendengarkan Firman Tuhan maka masih ada kesempatan. Pada ayat 5 Tuhan mengatakan bahwa Tuhan Allah telah membuka telinga. Hepata: Terbukalah !. pendengaran termasuk kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar. Secara fisik, ada kesinambungan telinga dan lidah. Istilahnya adalah THT: yaitu Telinga, Hidung dan Tenggorokan.

            Tantangan kesetiaan kepada Tuhan, banyaknya tantangan dan kesulitan dalam mengikut Kristus. Disinilah orang sering surut dalam imannya. Ayat 6 ini mengajarkan bahwa Yesaya sebagai hamba Tuhan mau berkorban, disiksa, dihina, dll. Sepertinya berbanding terbalik dengan apa yang ia lakukan. Tersiksa dalam mengikut Kristus bukan berarti kalah. Karena Tuhan Allah akan menolong dan tidak akan membiarkan mendapat malu. Tuhan akan memberikan pertolongan. Songon I do Tuhan Jesus, dipukuli do ibana, disiksa, dipalealea, ditijuri jala diparsilangkon. Tetapi itu bukanlah kekalahan melainkan jalan keselamatan.

            Tuhan yang memanggil dan membantu. Tuhanlah yang menolong dan memberikan jaminan keselamatan. Ketika kita dipanggil, jangan takut dan ragu. Kalau kita disuruh berdoa jangan langsung mengelak karena doa bukanlah urusan panjangnya atau keindahan kalimatnya tetapi doa adalah urusan hubungan komunikasi dengan Tuhan.

            Pendengaran dan lidah seorang murid berarti pembiasaan diri untuk hal-hal yang positif. Kita adalah murid-murid dari Tuhan Allah, oleh karena itu marilah kita berlaku sebagai Murid di hadapan Allah. Murid-murid adalah gambaran dari gurunya, berarti kita adalah gambaran dari Tuhan. Kita mempunyai lidah seorang murid, oleh sebab itu marilah pakai lidah engan baik. Kita mempunyai telinga seorang murid, maka jeli lah untuk mendengarkan suara Tuhan. AMIN

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar