TOPIK:
TUHAN ALLAH MENOLONG AKU YESAYA 50: 4-9 A
Saudara/I yang dikasihi oleh Tuhan Yesus
Kristus,
Minggu Palmarum adalah minggu
terakhir sebelum hari peringatan kematian Tuhan Yesus. Ada kemiripan seperti
Advent yaitu masa penantian akan kelahiran Tuhan Yesus, sedangkan Palmarum
adalah masa penantian sebelum kematian Tuhan Yesus Kristus. Palmarum disebut
juga dengan maremare atau hari raya
Pondok Daun. Tradisi maremare dalam Perjanjian Lama adalah berteduh di bawah
pondok yang atapnya dibuat dari daun palma. Ketika mereka berjalan di Gurun
Pasir dan beristirahat, yang ada hanya daun palma sebagai pelindung dari terik
panas sehingga tradisi itu tetap mereka jaga.
Di dalam Perjanjian Baru, Palmarum
adalah tanda sukacita umat Israel dalam menyambut Tuhan Yesus yang datang ke
Yerusalem. Sebenarnya hal yang dialami oleh Tuhan Yesus adalah suatu kesedihan,
tetapi yang membuat sukacita adalah karya terbesar sepanjang masa. Biasanya
kalau kita mengtahui bahwa tamu akan datang ke rumah, maka rumah pun semuanya
akan beres-beres. Jika kita mau mengadakan suatu pesta biasanya akan heboh
untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Sama halnya dengan Tuhan Yesus sebelum
melakukan karya penyelamatannya maka ia disambut dengan penuh sukacita.
Bapak/ibu yang dikasihi oleh Tuhan
Yesus Kristus, nats ini menceritakan apa yang dialami oleh para Hamba Tuhan
untuk menyaksikan imannya. Ada anugerah atau pemberian Tuhan kepada para
hambaNya yaitu Lidah seorang Murid. Lidah adalah bagian tubuh yang
penting. Kalau lidah tidak ada maka berbicarapun akan sulit. Ada istilah yang
mengatakan ‘Memang lidah tak bertulang’ yang artinya ia bisa mengucapkan kata
yang diinginkannya. Tetapi lidah perlu dijaga supaya lidah itu bernilai; tidak
mengcapkan kata-kata kotor, tidak berdusta, tidak menyakiti orang, dsb.
Tetapi lidah seorang murid adalah
lidah yang mengatakan apa yang dikatakan oleh gurunya itu yang akan
disampaikannya. Jadi murid atau hamba Tuhan disitu adalah penyampai pesan dari
Tuhan. Hamba yang baik tidak menyampaikan pesat atau kehendaknya sendiri. Hamba
Tuhan yang baik pasti akan dikuatkan, dimampukan dan dilayakkan untuk
menyampaikan FirmanNya yang mulia itu. Oleh karena itu saudara/I, marilah kita
pakai lidah kita dengan baik, menjaganya supaya tidak mendatangkan dosa, tetapi
biarlah lidah kita sebagai sumber berkat. Contoh fungsi lidah yang positif
adalah agar kita dapat berbicara, bernyanyi, berdoa, menasehati, memberikan
semangat kepada orang yang letih lesu.
Mempertajam pendengaranku untuk
mendengar seperti seorang murid. Pemberian yang kedua adalah telinga atau
pendengaran seorang murid. Orang yang ingin pengetahuannya lebih banyak maka ia
harus belajar dan banyak mendengar. Mendengar guru dan mengikuti petunjuknya
untuk membuat hidup lebih baik. Ada orang yang membiasakan diri kalau dipanggil
pura-pura tidak mendengar, lama kelamaan ia menjadi pekak dan tuli. Tetapi
pendengaran seorang murid adalah pendengaran yang peka terhadap suara gurunya.
Tidak seperti peribahasa masuk dari telinga kanan, keluar dari telinga kiri
atau masuk dari kanan, keluar dari kanan. Itu berarti membal. Tidak masuk
garam.
Pendengaran diarahkan kepada pengajaran,
Firman Tuhan, pembelajaran. Berarti ia harus jeli untuk mendengarkan suara
Tuhan. Jika ada yang tidak peka mendengarkan Firman Tuhan maka masih ada
kesempatan. Pada ayat 5 Tuhan mengatakan bahwa Tuhan Allah telah membuka
telinga. Hepata: Terbukalah !.
pendengaran termasuk kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar. Secara fisik,
ada kesinambungan telinga dan lidah. Istilahnya adalah THT: yaitu Telinga,
Hidung dan Tenggorokan.
Tantangan kesetiaan kepada Tuhan,
banyaknya tantangan dan kesulitan dalam mengikut Kristus. Disinilah orang
sering surut dalam imannya. Ayat 6 ini mengajarkan bahwa Yesaya sebagai hamba
Tuhan mau berkorban, disiksa, dihina, dll. Sepertinya berbanding terbalik
dengan apa yang ia lakukan. Tersiksa dalam mengikut Kristus bukan berarti
kalah. Karena Tuhan Allah akan menolong dan tidak akan membiarkan mendapat
malu. Tuhan akan memberikan pertolongan. Songon I do Tuhan Jesus, dipukuli do
ibana, disiksa, dipalealea, ditijuri jala diparsilangkon. Tetapi itu bukanlah kekalahan
melainkan jalan keselamatan.
Tuhan yang memanggil dan membantu.
Tuhanlah yang menolong dan memberikan jaminan keselamatan. Ketika kita
dipanggil, jangan takut dan ragu. Kalau kita disuruh berdoa jangan langsung
mengelak karena doa bukanlah urusan panjangnya atau keindahan kalimatnya tetapi
doa adalah urusan hubungan komunikasi dengan Tuhan.
Pendengaran dan lidah seorang murid
berarti pembiasaan diri untuk hal-hal yang positif. Kita adalah murid-murid
dari Tuhan Allah, oleh karena itu marilah kita berlaku sebagai Murid di hadapan
Allah. Murid-murid adalah gambaran dari gurunya, berarti kita adalah gambaran
dari Tuhan. Kita mempunyai lidah seorang murid, oleh sebab itu marilah pakai
lidah engan baik. Kita mempunyai telinga seorang murid, maka jeli lah untuk
mendengarkan suara Tuhan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar