11 Juli 2024

DIPATUK ASI NI ROHA NI TUHAN I (2 Korintus 12:9)

 

DIPATUK ASI NI ROHA NI TUHAN I (2 Korintus 12:9)

Ayat Bulanan Bulan Juli:

Gabe didok Ibana tu ahu: Tuk ma asi ni rohangku di ho; ai di hagaleon do sun timbul hagogoon. Asa tagonan ma hupapujipuji diringku di bagasan angka hagaleonku, asa songgop tu ahu hagogoon ni Kristus. (2 Korintus 12:9)

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

 

Saudara-i yang terkasih dalam nama Yesus Kristus !

Untuk memahami dan mengerti nats ini terlebih dahulu kita harus melihat sejenak sejarah dan latarbelakang nats ini. Surat II Korintus ini merupakan Surat Rasul Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus. Korintus adalah kota yang besar dengan ibukota provinsinya Akhaya, terletak di tepi laut yang menjadi pusat perdagangan yang ramai dengan segala kemungkinan. Adapun surat dikirimkan oleh Paulus adalah untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh jemaat di Korintus yaitu kekacauan dan perpecahan.

Surat ini ditulis pada masa-masa yang sulit dimana hubungan Paulus dengan jemaat itu penuh kecurigaan. Hal ini disebabkan karena Ada anggota-anggota dari jemaat itu sendiri yang rupanya telah menyerang Paulus dengan sembunyi-sembunyi dari belakang. Mereka memberitakan kabar buruk yang tidak baik dan tidak benar tentang Paulus. Meskipun demikian Paulus menunjukkan bahwa ia ingin sekali berbaik hati, Paulus ingin mengklarifikasi; meluruskan apa yang sebenarnya dan sejujurnya. Satu hal yang luar biasa, Ia memperlihatkan kegembiraannya ketika hal itu terjadi. Di saat penderitaan pun ia tetap bersukacita untuk melayani.

Sebelumnya Paulus telah menguraikan tentang hubungannya dengan jemaat di Korintus. Di situ Ia menjelaskan mengapa ia mengecam dengan keras perlawanan dan celaan terhadap dirinya yang dilakukan oleh jemaat itu. Setelah mengemukakan hal itu, selanjutnya ia menyatakan kegembiraannya bahwa kecamannya yang keras itu sudah menghasilkan pertobatan dan kerukunan. Kemudian ia mengajak supaya jemaat itu supaya tetap berpikiran positif terhadap pelayanan. Nats ini boleh dikatakan sebagai pembelaan diri yang dibuat oleh Paulus mengenai kedudukannya sebagai rasul terhadap beberapa orang di Korintus yang mengalami goncangan ketidakpercayaan karena ajaran-ajaran sesat. Paulus dengan tegas menghadapi kecaman-kecaman yang datang dan yang telah mencaci maki pelayanannya. Melalui surat ini Paulus ingin menentang rasul-rasul palsu yang terus-menerus berbicara tentang dia, dan mengingatkan jemaat yang dipengaruhi supaya tetap di jalan kebenaran.

Saudara-i nats ini masih sangat relevan pada masa kini, pelayan juga mempunyai pergumulan. Kalau Band Serius mempunyai lagu dan istilah ‘Rocker juga manusia’ maka dalam konteks kita dapat disebut ‘Pelayan juga manusia’. Ada juga istilah yang mengatakan ‘Tidak ada gading yang tak retak’ yang bermakna Tidak ada manusia yang sempurna; tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Oleh karena itu manusia, sesama manusia harus mau, harus mampu mengampuni kesalahan orang lain. Kuasa Tuhan jangan dibatasi, kuasa Tuhan juga bekerja dalam kelemahan manusiawi. Segala pelayanan harus kita terima di dalam Kristus dan untuk kemuliaan Kristus dan bukan untuk kepentingan pribadi. Untuk melayani Tuhan harus ikhlas, melayani untuk Tuhan berarti Tuhanlah yang memampukan pelayannya. Sebaliknya ketika Tuhan memberikan kemampuan kepada umatNya untuk melayani maka melayanilah dengan baik.

 

On ma Ayat na mandok “dihagaleonki do au margogo” dalam kelemahan aku semakin kuat.

Sebenarnya dalam surat-surat ini mengandung pembelaan diri (apologetika) apologet tetapi ada 3 hal yang bisa kita pelajari melalui pengalaman Paulus.

1.      Kerendahan hati

Setiap pelayan harus merendahkan diri. Setiap pelayan harus menyadari apapun yang diterima di dunia ini adalah anugerah Tuhan, baik itu talenta untuk pelayanan oleh karena itu Marilah bersikap rendah hati. Tidak mengandalkan apa yang dipunyainya tetapi mengandalkan kemuliaan Tuhan.

2.      Penyerahan diri

Penyerahan diri yang dimaksud bukan sekedar pasrah atau pesimis. Tetapi memang ada saatnya kita untuk merenung, ada saatnya kita harus menyerahkan diri bukan malah memberontak. Ada saatnya ketenangan lah yang menjawab masalah bahkan air mata seperti surat-surat air mata Paulus (Tranenbrief).

3.      Meminta pertolongan Tuhan

Paulus semakin dikuatkan karena ia meminta pertolongan dan kekuatan dari Tuhan. Ia melibatkan Tuhan dalam kehidupannya, dalam pelayanannya, dalam tantangan yang ia hadapi.

Kelemahan adalah suatu keterbatasan yang kita warisi atau kita dapatkan karena adanya suatu peristiwa yang terjadi di mana kita tidak punya kuasa menolaknya. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, baik itu secara fisik, emosi atau intelektual. Karena itulah tidak seharusnya seseorang bermegah atau membanggakan diri sendiri. Bila kita merasa memiliki banyak kelemahan, tidak seharusnya kita menjadi takut, pesimis dan mengasihi diri sendiri, karena sesungguhnya semua orang pasti punya kelemahan.

Mungkin saat ini kita merasa berada dalam kelemahan karena keterbatasan dalam hal keuangan (hidup dalam kekurangan atau tidak mampu secara ekonomi), terbatas secara pendidikan (tidak sekolah tinggi), keterbatasan secara fisik (cacat, punya sakit penyakit) atau juga keterbatasan emosional (trauma, sakit hati, kepahitan, luka-luka batin) dan lainnya.

Dari kesemuanya itu ada satu hal yang harus kita perhatikan yaitu kelemahan bukanlah masalah utama, namun yang terpenting adalah apa yang kita kerjakan ketika kita menyadari bahwa ada kelemahan dalam diri kita.

Adakalanya Tuhan mengijinkan kelemahan terjadi dalam hidup kita, dengan tujuan agar kita belajar rendah hati dan juga menunjukkan kuasaNya atas kita. Tuhan tidak pernah terkesan dengan orang-orang yang merasa dirinya pintar kuat dan mampu dengan kekuatan sendiri, tetapi sangat tertarik kepada orang-orang yang menyadari dan mengakui keterbatasan, ketidak berdayaan atau kelemahannya.

Banyak kisah dalam Alkitab tentang orang-orang biasa yang memiliki banyak kelemahan, namun hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa. Contohnya Musa, sebelum menjadi pemimpin besar Israel, ia adalah orang yang tidak percaya diri dan tidak merasa layak (Keluaran 4:10).

Ingatlah, walapun kita memiliki kelemahan, Tuhan tidak bisa dibatasi oleh keterbatasan kita. Kita adalah bejana-bejana tanah liat, Dialah penjunannya. Saat kita ijinkan Tuhan bekerja melalui kelemahan kita. Dia akan membentuk kita menjadi bejana yang luar biasa. AMEN

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar