HIDUP DI DALAM ANUGERAH ROMA 5: 12-19
Saudara/I
yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus!
Salah satu bangsa yang paling cerdas di dunia adalah
bangsa Yahudi. Namun mereka adalah orang yang sifatnya keras kepala. Orang
Yahudi selalu menekankan Hukum Taurat, meskipun Tuhan Yesus sudah datang ke
dunia ini, dan hal itu sudah diterangkan oleh Murid-murid Yesus. Demikian juga
Paulus telah menyampaikan kepada jemaat di Roma bahwa bahwa keselamatan telah
terjadi oleh karena Tuhan Yesus. Pendapat orang Yahudi mengatakan melakukan Hukum
Taurat membuat manusia benar dihadapan Allah. Mereka berpatokan kepada hidup
lama, dimana manusia dituntut untuk melakukan Hukum Taurat, maka ia akan
dibenarkan oleh Allah.Melalui Adam maka semua manusia telah berdosa, tetapi
melalui Kristus semua manusia menjadi selamat. Ini adalah anugerah dan
kesempatan yang besar, sehingga manusia tidak lagi terikat kepada hukum.
Tidak
ada yang sempurna di hadapan Allah. Karena semua manusia berdosa, orang Yahudi
juga berdosa, maka tidak ada manusia yang dapat meninggikan dirinya di hadapan
Allah. Sebab itu sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang,
dan karena dosa itu maut juga telah datang, demikianlah maut menjalar kepada
semua orang dan semua orang telah berbuat dosa. Semua harus merendahkan dirinya
di hadapan Allah untuk menerima penghapusan dosa. Bertapa pun tidak akan sampai
untuk mengantar orang untuk tidak berdosa. Karena manusia sudah berdosa sejak
dari Adam dan itu berimbas kepada semua manusia menjadi berdosa.
Sampai saat ini Hukum Taurat tetap
dipakai, bahkan di dalam tata ibadah kita, Hukum Taurat selalu dibacakan setiap
minggunya. Tujuannya adalah supaya manusia tetap menyadari kesalahan dan
dosanya. Supaya ia tetap mengetahui jalan-jalan yang dikehendaki oleh Allah.
Namun perlu ditekankan bahwa Tuhan Yesus Kristus sudah menggenapi Hukum Taurat,
sehingga yang menentukan keselamatan bukan lagi Hukum Taurat tetapi dunia dan
manusia selamat dari dosa oleh karena Tuhan Yesus Kristus. Itulah anugerah
Allah yang paling besar, yaitu rela memberikan anakNya yang tunggal untuk
penebusan dosa-dosa manusia.
Keselamatan
yang diberikan oleh Tuhan hanya perlu direspon dengan kepercayaan. Percaya
kepada Tuhan berarti bersedia memanggil nama Tuhan, seperti nama minggu kita
Invocavit yang berarti Jouonna ma Ahu,
Jadi Alusanhu Ma Ibana. Firman ini mengajak kita untuk berseru kepada Tuhan.
Di dalam pergumulan, kesulitan, penderitaan, tantangan hidup maka berserulah
kepada Tuhan maka ia akan mendengar dan menjawab doa dan seru-seruan dari orang
yang memanggil nama Tuhan dan orang-orang yang berserah diri kepadaNya.
Masalahnya maukah kita berserah dan berseru kepada Tuhan? Ataukah kita lebih
sering mengandalkan kemampuan kita sendiri?
Awalnya
manusia berdosa oleh karena satu orang yaitu Adam. Adam sebagai manusia pertama
maupun Hawa digoda oleh Iblis dalam rupa ular untuk memakan buah yang dilarang
oleh Tuhan. Ia tidak tahan untuk memakan buah yang kelihatannya enak dan indah,
oleh karena itu manusia pun jatuh ke dalam dosa. Tidak dapat menguasai diri dan
kehendak untuk sama dengan Tuhan untuk mengetahui yang baik dan yang buruk
membuat manusia jatuh ke dalam dosa. Lalu dosa itu menjadi turun temurun.
Saudara/I
yang dikasihi oleh Tuhan Yesus! Di dalam gereja kita HKBP pun, Dosa warisan
diterangkan dalam konfessi HKBP tahun 1951 pasal 6 menerangkan bahwa Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa,
dosa itu masuk kepada semua keturunannya. Oleh karena itu semua manusia lahir
di dalam dosa dan diperbudakkan dosa dengan melanggarkan hukum Allah. Dan
dosalah yang mengakibatkan hukuman maut yang kekal. Tetapi ingat pada
posisi seperti Adam, kita pun sering tergoda ke dalam dosa. Sering kali kita
mendengar Firman Tuhan lalu melanggarnya. Sudah ada aturan yang ditetapkan maka
kita juga tidak menurutinya. Contoh: di satu tempat ada tulisan: Jangan masuk!
Maka tetap juga masuk. Atau Dilarang merusak ! malah makin menjadi-jadi untuk
merusak. Ada kardus yang bertuliskan Dilarang dibuka nanti meledak! Tetap juga
dibuka dan ternyata isinya adalah bom.
Di
suatu kebun, seorang ayah dan anaknya sedang bekerja. Tiba-tiba si Ayah
berteriak dan menyuruh anaknya untuk tiarap. Lalu si anak tersebut mengikuti
perintah ayahnya, ia langsung tiarap tanpa berkata-kata. Ayahnya menyuruh
merangkak untuk datang kearahnya, lalu anaknya pun merangkak ke arah bapaknya.
Lalu setelah sampai kepada ayahnya, ia pun bertanya mengapa bapaknya menyuruh
untuk tiarap dan merangkak datang kepadanya, ayahnya pun menjelaskan bahwa di
atasnya sudah ada ular besar yang siap untuk menerkam. Seandainya ia tidak yakin dan banyak alasan dan
sempat untuk berkata-kata maka ia akan diterkam oleh ular, namun karena ia
langsung turut, maka ia pun selamat. Saudara/i
yang dikasihi oleh Tuhan Yesus, kita pun sering demikian terkadang lebih banyak
keluhan kita daripada doa dan pujian kita kepada Tuhan.
Tetapi
karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Jauh lebih besar lagi
kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang
karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Melalui kasihnya yang sempurna yang
memberikan penebusan sehingga manusia mendapatkan pembenaran dari Allah. Jadi
bukan karena kehebatan atau kesucian manusia itu, tetapi hanya karena kasih
Allah. Harga manusia adalah darah Kristus yang tercurah menebus dosa manusia.
Kita
pun orang yang beruntung oleh karena kasih Allah. Jika kita hidup pada zaman
Martin Luther, dimana gereja Roma Katolik dulu memberlakukan Indulgensia atau
surat penghapusan dosa, maka yang dosanya dihapuskan adalah orang-orang kaya
dan mereka yang sanggup untuk membeli surat tersebut, sedangkan orang miskin
tidak akan sanggup untuk membelinya dan dosanya pun tidak dihapuskan. Maka
sangat tepat pernyataan dari Martin Luther bahwa manusia dibenarkan oleh kasih
karunia Allah (Sola Gratia). Anugerah
penyelamatan Allah berasal dari Allah karena kasihNya. Dan tidak ada pribadi
manusia yang dapat menebus kesalahannya.
Adapun ajaran-ajaran yang keliru seperti Indulgensia,
diantaranya teologi sukses yang menyatakan bahwa pengikut Kristus harus sukses
dalam segala hal atau dogma kemakmuran yang mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan
manusia untuk bersenang-senang atau minyak-minyak urapan yang mampu
menyembuhkan segala penyakit yang ujung-ujungnya adalah keuntungan bagi
orangnya. Saudara/I, Keselamatan dari Allah tidak dapat diperjualbelikan. Manusia
adalah mahluk yang berharga di mata Tuhan, seandainya tidak berharga maka kita
pun dibiarkan saja. Tetapi Ia datang untuk menyelamatkan kita, oleh karena itu Hargailah
dirimu, sesama manusia dan keselamatan yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar