Topik: “KEBAHAGIAAN SEMPURNA DALAM TUHAN” MAZMUR 16: 1 - 11
Saudara/I yang dikasihi oleh Tuhan
Yesus Kristus !
Sebuah lagu dapat menggambarkan dan mewakili perasaan
seseorang. Menurut psikologi manusia, ketika seseorang senang maka ia akan
menyukai lagu-lagu girang yang membuat hati senang dan bersukacita. Sebaliknya
apabila seseorang dalam keadaan susah, sedih atau dalam istilah sekarang
disebut dengan ‘galau’ maka hal itu juga bisa dilihat dari lagu-lagunya, maka
ia cenderung memilih lagu dengan tempo mellow atau melankolis. Kemudian sebuah
lagi berdampak kepada manusia di sekitarnya, contoh: kita masih mengingat penyanyi
fenomenal dulu Mbah Surip dengan lagunya ‘tak gendong
kemana-mana’.
Saat itu semua tingkat masyarakat menyanyikan lagu itu, mulai dari anak-anak,
remaja, bahkan sampai kepada orang tua. Ada lagi waktu itu Briptu Norman pada
masa kejayaannya dengan lagu India ‘Chaya-chaya’ dan goyangannya membuat masyarakat
heboh. Ada lagi musik oplosan dan berbagai lagu yang sama dengan itu. Tetapi
kita tidak membahas tentang musik tanah air itu adalah pengantar bagi kita untuk
memudahkan memahami kitab Mazmur.
Kitab Mazmur adalah kitab yang berisikan
nyanyian-nyanyian, puji-pujian, doa-doa. Di dalam bahasa Batak dan Inggris
memakai kata Psalmen atau psalm yang mengikuti bahasa Yunani yaitu ‘Psalmos’
yang berarti lagu, nyanyian, puji-pujian. Pada bahasa Indonesia memakai kata
Mazmur yang berasal dari bahasa Ibraninya yaitu ‘Mizmor’ yang berarti lagu,
nyanyian, puji-pujian. Meskipun bahasanya berbeda namun pengertiannya adalah
sama yaitu nyanyian-nyanyian, puji-pujian, doa-doa kepada Allah. Jadi Mazmur
adaah refleksi iman dari para penulisnya seperti Raja Daud dan biduan-biduan
lainnya.
Dalam
nats ini, pertama dalam ayat 1) Raja Daud berserah diri dan memohon
perlindungan dari Tuhan. Yang jelas disini adalah adanya pengakuan bahwa dia
percaya kepada Allah dan mau berserah diri kepada Tuhan dengan berkata “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang
baik bagiku selain Engkau. !". Pada masa kini, kata-kata seperti
ini, sudah sulit dijumpai. Ketika manusia lebih mengandalkan dunia,
perkembangan zaman membuat orang mengesampingkan kebutuhan rohaninya. Dunia
menawarkan begitu banyak kenyamanan sehingga terkadang manusia melupakan Tuhan.
Setiap
manusia berusaha untuk mencari kebahagiaan, bagi orang Batak selalu mencari
yang disebut dengan 3 H ima Hamoraon,
Hagabeon, Hasangapon. Permintaan itu tentu sangat penting, kekayaan adalah
berkat Tuhan dimana ada anugerah yang nampak dalam uang dan harta. Hagabeon
juga penting bagi orang Batak memiliki anak dohot boru, sampai bercucu juga
adalah suatu kesuksesan. Dan satu lagi hasangapon maka orang Batak
marlomba-lomba sangap. Mangasahon angka anakna naung sikola, naung marpangkat,
dohot angka na asing. Sudena i termasuk do I kebanggaan ni jolma. Tetapi satu
hal yang tidak boleh dilupakan oleh manusia adalah penyerahan diri kepada
Tuhan.
Tuhan adalah warisanku dan pialaku.
Pengakuat ini timbul dari orang yang imannya telah kuat. Jangankan kita sampai
kepada pengakuan itu, terkadang kita saja tidak bisa membagi waktu kita untuk
beribadah kepada Tuhan. Dalam seminggu ada 7 hari, padahal 2 jam dalam sehari
yaitu hari Minggu terkadang kita tidak bisa member waktu. Saudara/I hal itu
mengajak kita supaya merindukan Tuhan. Manusia berusaha untuk mencari
kebahagiaan di dunia ini, tetapi kebahagiaan yang sejati berasal dari Tuhan.
Bapak
ibu ! melalui pengalaman iman pemazmur ini hendak mengatakan kepada seluruh
manusia bahwa Tuhan adalah pengasih sampai selama-lamanya. Si Pemazmur
menyaksikan bahwa Tuhan itu penting dalam hidupnya, ia memuji Tuhan karena
berkat yang diterimanya. Itu juga menjadi pelajaran bagi kita, supaya tetap
berserah diri kepada Tuhan baik dalam keadaan sukacita maupun dalam dukacita.
Marilah kita memuji Tuhan dengan lagu pujipujian maupun dengan perbuatan. AMEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar