17 Januari 2024

Mazmur 37: 37 TETAP TULUS DAN JUJUR

 

Mazmur 37: 37

TETAP TULUS DAN JUJUR

Tulus dan jujur adalah karakter baik yang sederhana, yang telah diajarkan kepada kita sejak dari kecil. Tulus merupakan keiklasan dalam melakukan sesuatu dan jujur merupakan keterusterangan, ia tetap berjalan dalam kebenaran yang sesuai fakta. Tapi jika kita renungkan, meskipun ketulusan dan kejujuran adalah pengajaran yang sederhana, namun saat ini ketulusan dan kejujuran semakin mahal dan langka. Oleh karena itu pemazmur dalam pasal 37 mengupas tentang kebahagiaan antara orang jujur dan fasik. Bagaikan padi dan rumput di sawah; Orang Baik dan orang jahat sekalipun hidup dalam dunia yang sama, sama-sama menikmati kehidupan masing-masing. Hal tersebut juga berlangsung dengan sepengetahuan Tuhan, tetapi dalam hal ini Pemazmur dengan jelas membedakan yang baik dan yang fasik dengan jelas.

1)      TETAP TULUS DAN JUJUR. Mungkin sebagian orang pernah merasa bahwa kebaikan telah kalah dengan kejahatan. Mereka mengeluh bahwa kehidupan orang yang baik itu seperti biasa-biasa saja, sedangkan orang yang fasik mereka dapat hidup bermegah. Tetapi mari kita lihat satu per satu, bahwa orang yang tetap tulus dan jujur, akan mendapat upahNya dari Tuhan, ia akan mendapat sejahtera dari Tuhan, mereka akan menjadi pewaris negeri yang diberikan oleh Tuhan, ia mendapat pertolongan dari Tuhan tepat pada waktuNya. Proses yang dijalani mungkin lambat, tetapi apa yang dikerjakannya akan menjadi berkat dari Tuhan. Tuhan pasti lebih tahu apa yang lebih tepat bagi kehidupan kita. Orang yang tulus dan jujur seperti orang yang mendapatkan minyak yang lebih sedikit tetapi lebih murni. Seperti dalam ayat 1 yang mengatakan bahwa jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang, tetapi sebagai orang percaya, kita harus sabar, bersyukur dan menikmati hidup di dalam sukacita bersama Tuhan. Tidak jemu mengikut Tuhan, dan tetap konsisten mengikutNya.

“KEBAHAGIAAN ORANG FASIK’’. Orang yang fasik juga menikmati kehidupannya. Mereka bisa bermegah, berjaya, dlsb. Tetapi pada waktunya Tuhan juga akan menunjukkan keadilanNya. Tuhan yang empunya segala kuasa dapat melakukan apapun. Sebab kebahagiaan orang fasik adalah semu (Bayangan); itu akan lisut seperti rumput, mereka akan dilenyapkan, mereka akan dihantam oleh dirinya sendiri. Bagaikan orang yang mengisi air ke ember yang telah bocor, mereka terus mengisi tetapi tidak akan penuh. Artinya pekerjaan mereka akan sia-sia. Mereka mengandalkan diri, padahal Tuhan lah yang punya kuasa atas dirinya. Kita dapat menikmatinya sementara tetapi, ia akan menghilang dalam sekejap juga. Oleh karena selagi mempunyai waktu dan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan, marilah kita terus memperbaharui diri, merenung dan Firman Tuhan akan menjadi kenyataan dalam hidup kita. AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar