15 Mei 2024

Membangkitkan Semangat Belajar & Karakter Unggul


 

Topik               : Membangkitkan Semangat Belajar & Karakter Unggul

Pembicara        : Motivator Nasional Saut SP. Sitompul, M.Si., TTSTBS, SPS

Dasar Spirit Membangkitkan Semangat Belajar & Karakter Unggul diambil dari Mikha 5:1 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purba kala, sejak dahulu kala.

Adapun Tujuan Seminar ini adalah:

  1. Peserta memahami Falsafah Belajar;
  2. Peserta mendapat pencerahan tentang motivasi belajar;
  3. Peserta memperoleh pencerahan Metode Belajar Efektif;
  4. Peserta mendapat pencerahan proses terbentuknya karakter dan metode membangun karakter unggul;
  5. Peserta mendapat pendalam 4 tips sukses dalam belajar dalam hidup.

1.      MEMBANGUN SUASANA MOTIVASIONAL

Semangat dan karakter unggul adalah akar kesuksesan seorang mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah dan dalam hidup sehari-hari. Ada beberapa hal sederhana yang bisa membuat semangat yaitu salam yaitu membangun suasana positif. Mahasiswa yang mencapai sukses sejati dalam hidup dan kuliah adalah mahasiswa yang selalu memiliki sikap mental positif dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya. Melalui salam ini Good for me, Good for you, Good for us, Good for God ada harapan yang ingin meningkatkan mutu kehidupan. Memulai pekerjaan dan pelajaran dengan yel-yel Apa kabar? Luar Biasa! Malas? No! Belajar Keras? Yes! Dan salam selamat pagi: semangat, selamat siang: bekerja keras, selamat sore: Nilai A, selamat malam: damai sejahtera (syalom). Semangat membuat hati gembira dan hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22). Oleh karena itu tetaplah semangat belajar karena semangat akan menciptakan suasana jiwa dan raga untuk mudah mengikuti mata kuliah.

2.      KONSEP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Berprinsip terlalu tua untuk belajar, dan terlalu muda untuk tahu banyak hal itu kurang baik. Menjadi tua adalah sebuah kepastian tetapi menjadi bijak adalah sebuah pilihan. Tanda-tanda mahasiswa yang belajar terlihat dari dari pola pikir, pola bicara, pola tindak dari kebiasaan negatif menjadi positif. Motivasi belajar tidak hanya dalam sains tetapi juga theologi yaitu Takut Akan Tuhan adalah Permulaan Pengetahuan (Amsal 1:7). Pengetahuan yang dimaksud adalah Pengetahuan yang benar dan salah sesuai Iman Kristiani.

3.      TINGKATAN KECERDASAN

Tingkatan kecerdasan dibagi-bagi menjadi IQ, EQ, AQ, SQ

Intelligence Quotient adalah kemampuan potensial seseorang untuk mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat-alat berpikir. Emotional Quotient adalah: Kemampuan seseorang untuk memahami orang-orang disekitarnya, berinteraksi untuk mengembangkan empati, simpati.

Adversity Quotient adalah: Kemampuan seseorang menghadapi kesulitan hidupnya; suatu ukuran untuk mengetahui respons kita terhadap kesulitan. Spiritual Quotient adalah: ketajaman/kehalusan atau getaran hati yang membuat seseorang merasa akrab namun serentak juga merasa gentar kepada Allah/Tuhan. Juga SQ adalah: Kemampuan orang untuk memberi makna dalam kehidupan. Ketika seorang mahasiswa berlandaskan kecerdasan logika atau IQ maka hanya dunia yang menjadi miliknya, sebaliknya ketika seorang mahasiswa menghormati kecerdasan rohani (SQ) maka dunia dan akhirat menjadi miliknya. Ketika belajar di mulai dari SQ maka belajar adalah kebahagiaan. Tetapi motivasi belajar mahasiwa biasa akan memilih nilai ujian dan gelar menjadi motivasi utama dalam belajar, tetapi mahasiswa luar biasa memilih nilai Spiritual (kerohanian) dan Ibadah kepada Allah/Tuhan motivasi utama dalam belajar.

4.      KONSEP AKTUALIASI DAN POTENSI DIRI MAHASISWA

Aktualisasi diri mahasiswa adalah proses mengubah potensi diri menjadi unggul dalam ilmu pengetahuan dan karakter. mahasiswa dapat menguasai mata pelajaran: 20% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan,90% dari apa yang dikatakan dan dikerjakan,

5.      JATI DIRI DAN KARAKTER

Membiasakan hidup di lingkungan dan menciptakan lingkungan yang positif akan membentuk karakter unggul. Mahasiswa perlu menyadari bahawa ada 3 dimensi dirinya dan mempunyai fungsi yg berbeda-beda yaitu: 1. Roh adalah bagian untuk berkomunikasi dengan Allah. 2. Jiwa adalah tempat kesadaran logika, intelek, rasionalitas dan karakter, 3. Tubuh adalah tempat pancaindra dan dapat bergaul dengan dunia materi.

6.      METODE MEMBANGUN KARAKTER UNGGUL

·         Membangun karakter unggul di awali pemahaman karakter pribadi dengan melakukan refleksi dan evaluasi diri,

·         Membangun karakter unggul dimulai dari proses pertobatan

·         Hal ini sebaiknya kita sadari dan kita lakukan:

1. Ams. 20;27 :Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya .

2. Ams. 18:21: Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya

7.      IMPLEMENTASI KARAKTER UNGGUL DALAM PROSES BELAJAR

Selalu memiliki hasrat menjadi yang terbaik. Impian bisa terwujud melalui perhatian positif dan pikiran yang fokus kepada impian tersebut. Menurut hukum ketertarikan akan dapat melipatgandakan apa saja yang anda perhatikan atau pikirkan dengan segenap energi dan fokus pikiran.

Landasan alkitab membangun kesuksesan sejati adalah Ayub 3:25; Filipi 4:8, Matius 18:19-20. 4 langkah mencapai mahasiswa kesuksesan yaitu:

1. Mahasiswa setiap hari membiasakan mengucapkan kalimat positif dan optimis pada diri sendiri.

2. Mahasiswa membayangkan  dirinya sudah menguasai mata kuliah, dan bisa menangkap dengan dalam mata kuliah yang diajarkan.

3 Mahasiswa yakin bahwa penjelasan dosen bisa ditangkap dengan detail.

4 mempersiapkan hati, jiwa, dan tubuh agar terus semangat dan belajar keras untuk menerima dan mengulang setiap penjelasan dosen. Juga mempersiapkan dengan detail seluruh peralatan perkuliahan.

            Dengan demikian saya menyimpulkan bahwa tindakan manusia dipengaruhi oleh motivasinya. Tentu saja motivasi turut mempengaruhi hasil dari usaha manusia tersebut. Motivasi bersumber dari eksternal dan internal. Tetapi motivasi terkuat adalah dari dalam diri sendiri. Impian akan terwujud apabila melaksanakan atau mengerjakan konsep pekerjaan dari motivasi-motivasi yang telah dirancang.

PAULUS

 

PAULUS

            Paulus lahir di kota Tarsus di wilayah Sisilia (Kis 21:39), sebuah kota di negara Yunani dan menjadi salah satu pusat kebudayaan Yunani (Helenistis). Orang tuanya termasuk kelompok Yahudi Ortodoks dan mendidik Paulus menurut ajaran Farisi yang keras. Mereka berstatus warga negara Romawi itu berarti mereka mempunyai kedudukan sosial yang terhormat. Anak-anak mereka juga mempunyai kewarganegaraan Romawi karena hak sejak lahir. Di rumahnya dia dikenal dengan nama Ibrani yaitu Saul, tetapi di luar ia dikenal dengan nama Romawi yaitu Paulus. Saul berbicara dengan dua bahasa, yaitu bahasa Aram dan bahasa Yunani. Ia juga bisa membaca kitab suci Ibrani dengan baik. Saul adalah orang yang terdidik, ia mengenal filsafat Stoa yang menjadi agama rahasia yang populer saat itu.[1]                                                                                  Pendidikan ke-Yahudi-annya diperolehnya dari rabi Gamaliel di Yerusalem (Kis. 22:3), jadi Paulus mempunyai pengetahuan keagamaan yang cukup baik. Dia mengatakan bahwa orang-orang Farisi adalah orang Israel dan menganggap mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan dan perjanjian-perjanjian, hukum Taurat dan ibadah (Rom 9:4). Ia menyebut dirinya orang Yahudi tulen, disunat pada hari ke delapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli. Melalui surat-suratnya ia memberitahukan pekerjannya sebagai penganiaya jemaat dan selanjutnya ia bangga bahwa di dalam agama Yahudi dia adalah orang yang lebih maju diantara teman sebayanya dan rajin memelihara adat istiadat nenek moyang.                                                                                                                                             Saul mengenal Kristen melalui Stefanus lalu ia mengalami pergumulan batin sehingga ia melampiaskan kekesalannya kepada orang-orang Kristen yang ada di Yudea dan sekitarnya. Dalam perjalanannya menuju Damsyik atau Damaskus untuk melakukan misinya, Saul mengalami pengalaman rohani. Menurut Kis. 9:5 Ada Cahaya yang menimpanya dan suara mengatakan :” Akulah Yesus yang kau aniaya itu”. Mulai dari peristiwa itu dia bertobat dan panggilannya menjadi Paulus. Setelah pertobatannya Paulus tidak langsung pergi ke Yerusalem. Ia masih sempat tinggal bersama Petrus, bertemu dengan Yakobus saudara Yesus. Lalu ia tinggal sementara di Yerusalem lalu berangkat ke Sisilia, Siria, Tarsus, dan Antiokhia.[2]                                Kisah Para Rasul menerangkan daerah-daerah penginjilan Paulus yang pertama adalah Paulus bersama Barnabas berangkat dari Antiokhia lalu ke Siprus-Perga-Pisidia Antiokhia-Ikonium-Listra-Derbe-Yerusalem untuk mengikuti sidang para rasul kedua. Setelah dia mengunjungi jemaat di Siria, Kilikia, Derbe, dan Listra lalu masuk ke Asia Kecil (Frigia dan Galatia)-Troas-Makedonia-singgah di Samotrake-Neapolis-Filippi. Setelah bebas dari penjara ia pergi ke Tesalonika melalui Amfipolis-Apolonia-Berea di sana ia meninggalkan Silas dan Timotius. Athena dan inilah daerah penginjilannya yang kedua.[3] Perjalanan ketiga dimulai dari Galatia dan Frigia-Efesus-Makedonia-Akhaya-Yerusalem-Roma. Paulus pergi ke Yunani lewat Makedonia, Filippi dan Troas-Asus. Dari sana lewat Metilene, Khioas, dan Samos ke Miletus-Tirus-Ptolemais-Kaisaria-Yerusalem.[4]                                                                                                          Pokok-pokok pikiran Paulus:  Surat-surat Pulus yang asli ada 8 yaitu: Roma, Surat I dan II Korintus, Galatia, Filipi, I Tesalonika dan Filemon. Untuk melambangkan arti keselamatan Paulus memakai bahasa gambaran yaitu pembenaran, penebusan, dan ritual keagamaan. Contoh bahasa gambaran hukum yaitu pembenaran. Dosa disebut pelanggaran hukum dan yang melanggar hukum disebut orang berdosa dan akan diadili oleh hakim.[5] Seluruh proses hidup baru itu terjadi berdasarkan tindakan Allah di dalam Kristus. Dan tindakan Allah itu terjadi nyata dalam sejarah, yaitu dalam kelahiran, kehidupan, pengajaran, kematian dan kebangkitan Yesus. Bagi Paulus  kebangkitan Yesus adalah kunci memahami seluruh sejarah.[6]                                                     Paulus juga banyak membahas tentang permasalahan dalam Gereja. Ia menekankan bahwa kehidupan orang Kristen banyak mengalami masalah pribadi dan kerohanian. Paulus berhasil membuat banyak dasar-dasar pokok Kristiani menyangkut kehidupan sosial bersama, khususnya dengan pertumbuhan gereja. Pada masa hidupnya ke-Kristen-an menyebar luas dan berkembang dengan cepat. Oleh karena itu sempat menimbulkan dampak yang kurang baik. Banyak para tokoh gereja yang bersaing sehingga menimbulkan kelompok-kelompok. Untuk menghadapi itu Paulus menggumuli ajaran tentang Roh Kudus. Kristen pertama itu percaya bahwa semua pengajaran yang mereka terima merupakan tanda bahwa Allah bekerja dengan Roh KudusNya.[7]



[1] S. Wismoady Wahono, Di sini Kutemukan, BPK Gunung Mulia, Jakarta: 2009, hlm. 413-414.

[2] Ibid., hlm. 414-415.

[3] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, BPK Gunung Mulia, Jakarta: 2009, hlm. 4-5.

[4] Ibid., hlm. 6-7.

[5] Op. Cit., S. Wismoady Wahono, hlm. 429.

[6] Ibid., hlm. 431.

[7] Ibid., hlm. 436-438.