15 Mei 2024

NABI ELIA DAN INTEGRITASNYA

 

NABI ELIA DAN INTEGRITASNYA

1.      REFERENSI ALKITAB

(1 Raja-Raja 17: 1-24; 18:1-46; 19:1-21, 2 Raja-Raja 1: 1-18; 2: 1-15 )

2.      RIWAYAT HIDUP

Elia adalah orang Tisbe, dari Gilead. Elia adalah nabi dari Israel pada abad ke- 9 sM. Ia memiliki kekhasan yaitu dia sering memakai pakaian yang terbuat dari bulu domba dan ikat pinggang kulit. Elia juga termasuk  nabi dalam Perjanjian Lama yang bersifat kesurupan (ekstase) yang mulai dari zaman Samuel. Ia adalah seorang perintis  dari nabi yang menulis. Hubungan Elia dengan nabi-nabi  yang kemudian (Nebiim Risyonim) adalah dengan tegas ia mengingatkan umatnya kembali kepada agama yang diajarkan Musa, dengan tujuan supaya umat Israel setia kepada YAHWEH saja. Ia mendahului ucapan nubuat yang lebih lengkap yang dikembangkan  oleh Amos dan Hosea.

3.      PEKERJAAN/ PELAYANAN

Pelayanan kenabiannya di Kerajaan Utara selama pemerintahan Dinasti Omri. Elia sebaya dengan Raja Ahab hingga anaknya Raja Ahazia. Cerita tentang Nabi Elia mengutarakan enam peristiwa penting dalam hidupnya yaitu :

·         Pemberitaannya kepada Ahab tentang kekeringan  dan ia pergi ke tepi sungai Kerit lalu ke Sarfat

·         Adu kuasa di Gunung Karmel

·         Pelarian Elia ke Gunung Horeb

·         Peristiwa Ahab merebut kebun anggur milik Nabot

·         Nubuat mengenai Ahazia

·         Kenaikannya ke Sorga.[1]

Semua peristiwa di atas kecuali kenaikannya ke sorga berkaitan dengan pelanggaran Umat Israel karena beribadah kepada Baal Melkar (dewa pelindung Tirus yang resmi) dan tidak setia kepada TUHAN (YHWH). Pelanggaran ini mulai setelah Raja Ahab menikah dengan Izebel, putri dari Raja Tirus. Izebel mengarahkan ibadah kepada Baal di Israel (1 Raj. 18: 4, 13, 19; 19: 10, 14).

3.1. Pemberitaannya kepada Ahab tentang kekeringan  dan ia pergi ke tepi sungai Kerit lalu ke Sarfat(1 Raj. 17)

Pada tahun ke- 38, Raja Asa memerintah di Yehuda dan Ahab menjadi raja di Israel. Ia melakukan dosa-dosa yang lebih besar daripada raja-raja sebelumnya. Karena istrinya Izebel dia menjadi menyembah Baal dan membangun kuil untuk Baal. Selain itu, ia membuat patung  isteri Baal, Dewi Asyera. Oleh karena itu TUHAN menjadi murka. Melalui Nabi Elia ia memperingatkan Ahab. Elia mengatakan,’’ Demi Tuhan yang hidup, Allah yang disembah orang Israel dan yang saya layani, saya memberitahukan kepada Tuan bahwa  selama dua atau tiga tahun yang berikut ini tidak akan ada embun atau hujan sedikitpun, kecuali kalau saya mengatakannya” (1 Raj 16: 29, 17: 1). Peristiwa itu terjadi di Samaria, sekitar tahun 865 SM. Pernyataan  Elia tentang cuaca itu berarti ia menantang Baal sebagai dewa kesuburan. Elia meramalkan kekeringan akan berlangsung selama dua atau tiga tahun.  Elia berdoa dengan sungguh-sungguh. Ia mengatakan bahwa hujan akan turun setelah umat Israel bertobat. [2]

Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya,” Pergilah dari sini berjalanlah ke Timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau akan minum dari sungai itu,dan burung-burung Gagak telah Kuperintahkan untuk memberi engkau makan di sana”(1 Raj. 17:2-4) maka Elia melakukannya. Setelah beberapa waktu lamanya, anak sungai itupun kering karena tidak ada hujan.

Kemudian Tuhan berkata kepada Elia,‘’Sekarang kau harus pergi ke kota Sarfat, dekat Sidon dan tinggal di sana. Aku sudah menyuruh seorang janda di sana supaya ia memberi makan kepadamu” Maka Elia pergi. Ketika tiba di pintu kota itu dia melihat seorang janda yang sedang mengumpulkan kayu api. Lalu kata Elia kepada janda itu,’’Ibu, tolong ambilkan sedikit air kepada saya.’’ Ketika janda itu berjalan Elia berseru,’’ Ibu bawakan juga sedikit roti.’’ Janda itu menjawab,’’Demi Tuhan yang hidup saya tidak mempunyai roti. Saya hanya mempunyai segenggam tepung terigu dalam mangkok dan sedikit minyak zaitun  di dalam botol. Saya mengumpulkan kayu api untuk masak bahan yang sedikit ini supaya saya dan anak saya bisa makan. Itulah makanan terakhir kami.’’

Elia menjawab,’’Jangan khawatir bu silakan ibu membuat makanan untuk ibu dan anak ibu tapi sebelum itu buatlah dahulu satu roti kecil dari tepung dan minyak itu dan bawalah kemari. Sebab Tuhan Allah yang disembah orang Israel menyatakan bahwa mangkok itu selalu akan berisikan tepung dan botol itu akan selalu berisi minyak sampai pada TUHAN mengirim hujan ke bumi. Lalu pergilah janda itu melakukannya. Beberapa waktu kemudian anak janda itu jatuh sakit sehingga  meninggal. Lalu kata janda itu kepada Elia,’’Hamba Allah mengapa Bapak melakukan ini terhadap anak saya apakah Bapak datang untuk menyebabkan Allah ingat akan dosa saya sehingga anak saya harus meninggal?’’ Elia menjawab,’’Bawa anak itu kemari.’’ Lalu Elia membawa anak itu ke kamar yang ditumpangi Elia. Elia membaringkan Anak itu di atas tempat tidur, lalu berdoa dengan suara yang keras. Elia menelungkupkan badannya di atas anak itu, lalu Tuhan mendengar doanya dan anak itu hidup kembali. Janda itu menjawab,’’Sekarang saya tahu Bapak adalah hamba Allah dan perkataan Bapak memang benar dari Tuhan.(1 Raja-raja 17:2-24).[3]  

3.2.   Adu Kuasa di Gunung Karmel (1 Raj. 18)

Tahun kemudian, di Gunung Karmel. Elia menyampaikan bahwa kekeringan akan berhenti karena kemenangan umat Israel atas ibadah Baal. Elia tinggal di dalam daerah pusat penyembahan Baal tetapi ia dilindungi oleh TUHAN, sedangkan negeri itu sendiri menderita. Elia berusaha untuk  menyadarkan umat Israel bahwa yang pantas untuk disembah hanya Tuhan bukan Dewa Baal. Oleh karena itu Elia menantang para nabi Baal di Gunung Karmel. Lalu Elia mengajak seluruh rakyat kemudian ia memperbaiki mezbah Tuhan yang telah runtuh. Ia mengambil dua belas batu sebagai lambang kedua belas suku keturunan Yakub. Di sekeliling mezbah itu ia membuat parit yang dapat menampung air lalu menyusun kayu api di atas mezbah seekor sapi yang telah dipotong-potong ditaruh di atas kayu. Dan ia menyuruh mereka mengisi  tempayan dengan air sampai penuh sampai dua kali dan mereka pun menaatinya maka  dari situ mengalirlah air di sekitar  mezbah itu sehingga parit itu pun penuh dengan air. Pada saat mempersembahkan kurban Elia berdoa kepada Tuhan bahwa segala yang dilakukannya adalah atas segala perintah Tuhan dan supaya rakyat sadar bahwa Tuhan adalah Allah, dan yang membuat mereka akan kembali kepada Tuhan. Lalu Tuhan mengirim api dari langit dan membakar hangus kurban itu dengan kayu api, batu-bata, dan tanahnya hingga air dari parit itu pun habis. Pada saat mereka melihat kejadian itu  mereka tersungkur ke tanah dan berkata,’’Tuhan itu Allah! Sungguh Tuhan itu Allah!” Maka Elia memerintahkan rakyat supaya menangkap semua nabi-nabi Baal dan membawa nabi-nabi itu ke Sungai Kison. Di sana semua para nabi itu dibunuh. Setelah itu ia menyuruh Ahab pulang sementara Elia naik ke Gunung Karmel. Di sana ia menyuruh pengikutnya supaya melihat ke arah laut sampai tujuh kali lalu hamba itu melihat awan sekecil telapak tangan datang dari arah laut. [4]

3.3. Pelarian Elia ke Gunung Horeb (1 Raj. 19)

Elia melarikan diri ke Horeb untuk menyingkirkan diri dari amarah Ratu Izebel. Padahal Gunung Horeb adalah gunung yang kudus, tempat Allah memberikan hukum taurat kepada Musa. Dalam sekejab langit menjadi mendung dan angin kencang bertiup lalu hujan lebat pun turun. Saat itu Elia mendapat kekuatan dari Tuhan dan melihat-Nya. Lalu Elia berlari mendahului Ahab ke kota Yizreel. Raja Ahab menceritakan peristiwa itu yang dilihatnya kepada Izebeel. Mendengar kabar itu Izebeel marah dan ingin membunuh Elia. Elia pun ketakutan lalu ia melarikan diri dengan pelayannya. Mereka pergi ke Bersyeba di Yehuda. Setelah itu Elia berjalan sendirian ke padang gurun selama sehari dan berhenti di bawah sebuah pohon rindang. Di situ ia duduk dan meminta Tuhan mengambil nyawanya. Lalu ia terbaring, tiba-tiba seorang malaikat memberi sepotong roti  dan kendi berisi air. Peristiwa itu terjadi dua kali. Maka ia menjadi kuat dan sanggup berjalan selama empat puluh hari ke Gunung Sinai. Di sana ia bermalam di gua. Lalu Tuhan datang kepadanya. Elia menjawab bahwa hanya dia sendirilah nabi yang tinggal dan mereka mau membunuhnya. Tetapi Tuhan  berkata,’’ Berdirilah menghadap Aku di atas gunung. Kemudian angin bertiup kencang setelah itu terjadilah gempa bumi kemudian datanglah api lalu terdengar suara yang halus dan lembut. Kemudian Tuhan berkata,’’ Kembalilah ke padang gurun dekat Damsyik lalu pergilah ke kota  dan tuangkanlah minyak ke atas kepala  Hazael sebagai tanda pengangkatannya menjadi Raja Siria  demikian juga kepada  Yehu anak Nimsi supaya dia menjadi Raja Israel, dan kepada Elisa anak Safat dari Abel-Mehola, supaya dia menjadi nabi yang menggantikan engkau. Tetapi 7.000 orang di Israel dari Yehu yang saleh dan mempertahankan Aku akan Kuselamatkan, yaitu mereka yang setia padaku dan tak pernah menyembah patung Baal.’’ Maka Elia melakukannya dan ia segera menjumpai Elisa yang sedang membajak. Ketika Elia sudah dekat kepada Elisa maka Elia melepaskan jubahnya dan memasangkannya kepada Elisa. Lalu Elisa berlari meminta izin  kepada orangtuanya supaya Elisa pergi mengikut Elia.[5]

           

Elia Memberitakan Kematian Tiga Orang Raja

3.4. Peristiwa Ahab merebut kebun anggur milik Nabot (1 Raj. 21)

Raja Ahab adalah seorang yang opurtunis yang tidak memiliki rasa segan. Dekat istana Raja Ahab ada kebun anggur kepunyaan Nabot. Nabot adalah seorang Israel yang benar. Raja Ahab  meminta kebun anggur tersebut kepada Nabot dengan alasan dia ingin menanam sayur-sayuran dan berjanji mengganti kebunnya menjadi lebih baik atau dia akan membeli tanah tersebut dengan harga yang layak. Israel memiliki tradisi bahwa tanah yang dimiliki  oleh suatu keluarga atau suku adalah pemberian TUHAN dan jika seseorang tidak mengakui  dan menghargai hak perseorangan dan keluarga dalam lingkungan persekutuan perjanjian Allah , maka orang itu akan dihukum. Oleh karena itu Nabot menjawab,’’Kebun anggur itu pusaka nenek moyang saya. Demi Allah saya tidak boleh memberikannya kepada tuan!” Usaha Ahab tidak berhasil lalu ia pulang ke rumahnya dan bercerita kepada istrinya Izebeel. Maka Izebel menulis surat atas nama Ahab dan membubuhi segel raja pada surat itu dan ditujukan kepada tokoh-tokoh masyarakat. Isi surat itu bertujuan supaya rakyat berpuasa dan berkumpul. Dan menyuruh dua orang jahat untuk memfitnah Nabot bahwa ia telah mengutuk Allah dan raja. Lalu melempari Nabot dengan batu sampai mati. Para toko-tokoh masyarakat itupun melakukannya hingga akhirnya Nabot dilempari sampai mati. Setelah Nabot mati kebun anggur itu menjadi milik Ahab. Pada saat itu Elia muncul sebagai Pejuang kesusilaan yang kuat dalam ajaran oleh Musa. Lalu Nabi Elia datang dan berkata kepada Ahab,”Karena Tuan telah melakukan yang jahat pada pemandangan Tuhan, maka setiap orang laki-laki dalam keluargamu akan lenyap. Keluargamu akan menjadi seperti Raja Yerobeam dan Raja Baesa serta badan Izebel akan dimakan oleh anjing. Siapa yang makan di kota akan dimakan anjing dan yang mati di luar kota akan dimakan burung.”  Mendengar itu Ahab menyesal dan berpuasa sebagai penyesalannya ia memakai karung pada waktu tidur. Tuhan berkata kepada Elia, Ahab telah merendahkan diri di hadapan-Ku karena itu, Aku tidak mendatangkan bencana itu selama ia masih hidup tetapi pada masa anaknya barulah aku mendatangkan bencana ke atas keluarganya.”[6] Ahab mati setelah Negeri Syam memulai perang lagi. Oleh karena itu Ahab meminta bantuan kepada Yosafat Raja Yehuda. Yosafat mau tetapi ia ingin Ahab kembali kepada Tuhan tetapi ia menghiraukannya . Maka berangkatlah mereka ke medan tempur, disana pikirannya tiba-tiba tergoncang oleh suara Roh Tuhan. Posisi Ahab berada ditengah-tengah barisan pasukannya namun tentara Syam memanahnya dengan tepat. Ahab masih bisa berjuang meski darahnya bercucuran namun setelah sore ia mati kehabisan darah dan mayatnya dibawa oleh perwiranya. Tak lama kemudian datanglah anjing menjilat darahnya. Dengan demikian nubuatan Nabi Elia tentang kematian Ahab telah nyata.[7]

3.5. Nubuat mengenai Kematian Ahazia (2 Raj. 1)

Pada tahun ketujuh belas pemerintahan Raja Yosafat di Yehuda dan Ahazia menjadi raja di Israel selama dua tahun. Saat itu negeri Moab memberontak. Ahazia adalah orang yang jahat bahkan ia tidak percaya kepada TUHAN. Pada suatu hari Ahazia jatuh dari serambi tingkat atas istananya di Samaria. Sehingga ia luka parah. Ia gelisah dan ingin sembuh maka ia mengutus orang untuk bertanya kepada Baal Zebub apakah dia bisa sembuh atau tidak. Tetapi malaikat Tuhan menyuruh Elia menjumpai utusan-utusan Allah dan berkata Apakah di Israel tidak ada Allah dan beritahukanlah kepada raja bahwa dia tidak akan sembuh dan dia akan mati. Mendengar pesan nabi itu Ahazia sangat marah lalu menyuruh seorang perwira dengan lima puluh orang anak buahnya untuk menangkap Elia. Mereka pun pergi dan menemui Elia di bukit. Perwira itu meminta supaya Elia turun tetapi ia berkata,” Kalau saya ini memang hamba Allah, hendaklah api turun dari langit dan membakar habis engkau dan semua anak buahmu.’’ Pada saat itu juga yang dikatakan oleh Elia terjadi. Raja kembali mengutus anak buahnya tetapi hal yang sama menimpa mereka juga. Sekali Lagi Raja mengutus perwira dan lima puluh orang anak buahnya sampai di depan Elia, dia meminta ampun supaya mereka jangan dibunuh. Pada saat itu malaikat Tuhan berkata kepada Elia supaya dia mengikuti perwira menghadap raja. Lalu Elia menyampaikan kepada Elia bahwa Ahazia akan mati karena telah meminta petunjuk kepada Baal Zebub padahal Allah ada untuk Yahweh. Maka saat itu pun Ahazia mati [8]

3.6. Nubuat mengenai kematian Yoram

Yoram adalah putra Yosafat, raja Yehuda. Dia mempunyai enam saudara laki-laki dan masing-masing mendapat warisan  dan kota berbenteng dari ayah mereka tetapi yang menjadi raja adalah Yoram karena dia adalah anak sulung. Setelah dia menjadi raja yang tangguh ia menyuruh membunuh saudara-saudaranya dan pejabat-pejabat tinggi. Yoram menjadi raja pada umur 32 tahun, dan memerintah di Yerusalem selama 8 tahun.  Ia seperti Ahab dan raja-raja Israel lainnya yang jahat. Ia kawin dengan seorang putri Ahab. Ketika masa pemerintahannya Edom memberontak dan memisahkan diri. Karena itu ia mencoba untuk meredamkan pemberontakan itu tetapi sebaliknya pasukan Edom yang mengepung mereka. Pada saat yang bersamaan Kota Libna juga mengadakan pemberontakan. Selain itu, dia membuat kuil-kuil penyembahan berhala di Pegunungan Yehuda sehingga rakyat Yehuda berdosa.

Ketika Elia masih di dunia, ia berpesan karena kejahatan Yoram maka ia akan dihukum beserta rakyat dan keluarga raja dan akan menderita penyakit usus yang makin bertambah-tambah parahnya. Awal hukuman itu adalah ketika orang Filistin dan orang Arab menyerang Yoram lalu menjarah istana raja dan membawa keluarganya sebagai tawanan. Setelah kejadian itu maka Yoram menderita sakit usus hampir dua tahun sampai dia mati.[9]

 

4.      Cerita kenaikan Elia ke Sorga

Allah menjawab doa Elia dengan api. Dia juga akan tampak lagi menjelang datangnya hari besar  dan dahsyat (Maleakhi 4:5-6) Hal ini sangat terkenal dalam Misyna Yahudi dan berkaitan dengan  Yesus ( Markus 8:28). Setelah Elisa menjadi pengikut Elia. Maka tibalah waktunya Tuhan mengangkat Elia ke Sorga dengan perantaraan angin puyuh. Setelah mereka berangkat dari Gilgal. Dalam perjalanan Elia berkata pada Elisa,”Tinggallah di sini. Saya disuruh Tuhan pergi ke Sungai Yordan. Tetapi Elisa tetap ingin mengikuti Elia. Maka mereka meneruskan perjalanan sampai ke Sungai Yordan beserta lima puluh orang nabi lainnya. Elia menanggalkan jubahnya dan memukulkannya ke atas air maka air itu terbelah dua sehingga ia dan Elisa bisa berjalan di dasar sungai yang telah kering. Setelah sampai Elia berkata,”Mintalah apa yang kau inginkan sebelum Tuhan mengangkatku. Elisa menjawab,”Wariskanlah kuasa Bapak kepada saya, supaya saya bisa mengganti Bapak. Tetapi Elia menyampaikan,” Tetapi kalau engkau melihat saya pada waktu diangkat oleh Tuhan maka permintaanmu dikabulkan tetapi kalau tidak melihat maka permintaanmu ditolak,” Tiba-tiba sebuah kereta berapi yang ditarik oleh kuda berapi datang memisahkan mereka dan Elia terangkat ke sorga dalam angin puyuh. Elisa menyambutnya  dan berseru,” Elia, Bapakku! Bapakku! Pelindung Israel yang perkasa! Bapak sudah tiada.!” Elisa bersedih lalu memungut jubah Elia yang terjatuh dan membawanya sebagai cindera mata. Ia kembali lagi sampai ke tepi Sungai Yordan dan memukulkan jubah Elia ke Sungai Yordan air itu pun terbelah dua maka Elisa bisa berjalan ke seberang. Para nabi itu melihatnya lalu berkata,”Kuasa Elia sudah berpindah kepada Elisa!” Dan mereka mengusulkan supaya mencari Elia. Tetapi Elisa menolaknya. Ia yakin bahwa Elia telah mendapatkan apa yang pantas didapatkannya, ia sendiri terangkat ke sorga. Elisa banyak belajar dari nabi Elia karena Elia adalah nabi dan tokoh teladan yang pemberani untuk mengatakan kebenaran dan sebagai perantara Tuhan yang sabar.[10]      

5.      BAHAN PELAJARAN

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah Nabi Elia begitu banyak diantaranya:

Ø  Teologi: Visi Allah sangat besar. Dia membuat burung-burung gagak membawa makanan untuk Elia padahal burung gagak bukanlah piaraan.

Ø  Penguasaan diri, Ketika Allah menyuruhnya ke tepi sungai Kerit ia sendiri langsung berangkat tanpa ragu-ragu begitu juga dengan ke Sarfat demi tugas kenabian.

Ø  Berdoa dengan sunguh-sungguh: Allah selalu mendengar doa Elia karena ia bersungguh-sungguh. Ia meluangkan waktu untuk berdoa secara pribadi kepada Allah.

Ø  Perhatian kepada orang yang kesusahan: Elia melakukan hal itu ketika dia mendoakan anak janda yang sakit bahkan sampai meninggal. Namun Elia memohon kepada Allah supaya anak itu bias kembali hidup dan terjadilah demikian.

Ø  Elia adalah seorang nabi yang taat. Tugas pelayanan Elia ada dalam 1 Raj 19: 15-18, walaupun  hanya sebagian yang dilaksanakannya. Nabi yang tegas dan takut akan TUHAN.

Ø  Elia  adalah lambang iman yang setia kepada Allah (1 Raja-Raja 21:25-26). Hal itu merupakan kesaksian yang hidup dari kesetiaan perjanjian Allah kepada Israel dan keunggulan-Nya atas dewa Baal.[11]

Ø  Elia adalah seorang yang lebih suka bertindak, ia tidak membiarkan Israel jatuh kedalam penyembahan berhala. Ia berjuang untuk kehormatan Allah. Pengangkatan Elia ke Sorga merupakan bukti bahwa Allah yang menang. Ia berusaha agar hukum Allah terpelihara. Dalam Perjanjian baru Dia bersama-sama dengan Musa datang kembali ke bumi pada waktu Yesus dimuliakan di atas gunung.[12]

Ø  Elia diutus kepada orang-orang di kerajaan utara. Dalam kitab 1 Raja-Raja hujan tidak turun selama tiga tahun hujan tidak turun. Tuhan membiarkan umat-Nya menderita supaya mereka menyadari dosa mereka dan Allah menghendaki umat-Nya supaya bertobat.[13]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Andrew, E. H.

2000                                Survei Perjanjian Lama, Malang (Gandum Mas).

Bakker, F. L

            2002                Sejarah kerajaan Allah, Jakarta ( BPK Gunung Mulia).

 

Lance, P.

1998                                Elia Tegar Dalam Topan Dunia, Jakarta (BPK Gunung Mulia).

 

S. M. A. Pasaribu       

            (T.T)                Sabda Lama III, Jakarta (BPK Kwitang 22).

 

Violet, E.

2001                                Melihat Ke Dalam Perjanjian Lama  2, Bandung (Yayasan Kalam Hidup).

 

 



[1] Sularso Sopater, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta: 2008, hlm. 275-277.

[2] Lance Pierson, Elia Tegar Dalam Badai Topan Dunia,  BPK Gunung Mulia, Jakarta: 1998, hlm. 1-2, 23-26.

[3] Ibid, hlm. 30-32.

[4] Ibid, hlm. 73-74.

[5] Ibid, hlm. 105-108.

[6] Ibid, hlm. 135-138.

[7] S. M. A Pasaribu, Sabda Lama III, BPK Kwitang 22, Jakarta: Tanpa Tahun. hlm 51-53.

[8] Lance pierson, Op.Cit., hlm. 147-150.

[9] Ibid, hlm. 156-158.

[10] Ibid, hlm.169-172, 197.

[11] Andrew E. Hill, Survei Perjanjian lama, Gandum Mas, Malang:2000, hlm.336.

[12] Bakker F.L., Sejarah Kerajaan Allah, BPK  Gunung Mulia, Jakarta: 2002, hlm. 611.

[13] Violet Exell, Melihat Ke Dalam Perjanjian Lama 2, Yayasan Kalam Hidup, Bandung: 2002, hlm. 194. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar