05 Desember 2023

BERIBADAH KEPADA TUHAN DENGAN SETIA

 


Esra (EZRA) 6: 13-18

BERIBADAH KEPADA TUHAN DENGAN SETIA

1.         Buku  Ezra menggambarkan keadaan bangsa Yahudi setelah pembuangan di Babel. Pada masa Ezra, sebagian dari orang-orang buangan itu pulang ke Yerusalem, kehidupan bangsa Yahudi dipulihkan terutama dalam bidang rohani atau peribadatan mereka kepada Tuhan dipulihkan. Tuhan memakai beragam cara untuk membebaskan dan memulihkan umatNya. Pada tahun 538 sM Raja Koresh, Raja orang Persia telah berencana untuk membangun Bait Suci yang telah dirusak oleh Raja Nebukadnezar tahun 586 sM. Mereka berniat membangun kembali Bait Suci seperti yang dibuat oleh Daud di Yerusalem, tetapi hal ini dapat telaksana dalam penantian yang sangat lama (sekitar 71 tahun). Tahun 515 sM pada masa Pemerintahan Darius Raja Persia maka pembangunan Bait Suci dapat dilakukan kembali. Atas kasih Tuhan, Semua terlibat untuk pembangunan Bait Suci yaitu para Nabi, para Imam, Tua-tua Yahudi, para Pejabat dan orang-orang yang pulang dari pembuangan.

2.         Bait Suci Allah Dibangun Kembali. Kitab Ezra memperlihatkan bagaimana orang lain (orang yang bukan Yahudi) dipakai oleh Tuhan untuk membebaskan dan membantu umatNya, Para Pejabat Persia yang ikut untuk mendirikan kembali Bait Suci, Raja Koresh, Raja Darius dan Artahsasta, Tatnai Bupati daerah sebelah Barat sungai Efrat, Syetar-Boznai dan rekan-rekan mereka (ay. 13-14). Pembangunan Bait Suci bukanlah pekerjaan mudah, tetapi Karena itu adalah Milik Allah maka tidak ada yang bisa menghalanginya, itu menunjukkan bahwa Tuhan Allah terus bekerja untuk memulihkan keadaan umatNya. Raja Darius menemukan Dokumen yang dibuat Raja Koresh di Ahmeta untuk membebaskan Israel dan membangun Bait Suci merupakan penggenapan nubuat pemulihan dari Allah dalam Yesaya 6: 1. Persia yang berbeda dengan Israel tetapi Raja Darius menginginkan menyenangkan Allah Semesta Alam, mendoakan kepemimpinannya sebagai raja dan mendoakan anak-anaknya.

3.         Pembaharuan Iman Oleh Para Nabi. Allah juga memperbaharui iman bangsa Israel melalui para Nabi. Ezra dan Nehemia adalah Nabi yang sangat giat untuk memperbaharui keadaan iman/ kerohanian umat Israel, membangun kembali Bait Suci di Yerusalem dan membangun tata peribadatan. Ezra menekankan pengharapan, pembangunan, pembaharuan dan pemulihan kerohanian umat. Bersama dengan Nabi Hagai dan Nabi Zakharia bin Ido mereka bekerjasama untuk terus membangkitkan umatNya. Semangatnya juga mempengaruhi gerakan para Tua-tua Yahudi, para Imam, orang-orang Lewi untuk melanjutkan pembangunan itu termasuk orang-orang yang pulang dari pembuangan Babel dan mereka melakukannya dengan ikhlas (ay. 14-16). Bait Allah sangat penting karena itu merupakan tanda kehadiran Allah diantara umatNya, tanda kasih setia Allah untuk umatnya. Bait Suci merupakan pertemuan dengan Tuhan dan tempat peribadatan kepada Allah. Oleh karena itu mereka terus menerus mendorong pembangunan Bait Suci hingga selesai pada hari yang ketiga bulan Adar, yakni pada tahun yang keenam zaman pemerintahan Raja Darius.

4.         Ketaatan Mereka Membuat Keberhasilan. Pembangunan rumah Allah adalah suatu rahasia dari Allah itu sendiri. Bangsa Israel berhasil mendirikan kembali Bait Allah, oleh karena semua pihak telah berperan dan ketaatan mereka. A) Mereka menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah Israel (ay. 14 b). Salomo berhasil mendirikan Bait Allah karena ia menuruti perintah Allah demikian juga mereka pada Nats ini. Karena itu adalah pekerjaan Tuhan, maka yang utama adalah ketaatan kepada Tuhan. B) Kemudian ketaatan mereka untuk para Nabi yang menjadi perantaraan Tuhan yang mengarahkan mereka untuk apa yang dilakukan, Nabi Ezra telah menggerakkan mereka dan Hagai dan Zakharia yang terus mendorong mereka, para Imam atau Penatua, orang-orang Lewi juga ikut bekerja sama untuk pembangunan tersebut. C) Selanjutnya mereka berhasil karena menurut perintah Koresh, Darius dan Artahsasta, raja-raja negeri Persia (14 c), ketaatan kepada pemimpin atau pemerintah adalah salah satu hal yang digunakan oleh Tuhan untuk mengarahkan dan melindungi rakyatnya, oleh karena itu umat juga harus menghormati Pemerintah (Roma 3: 1). D) Orang-orang Israel memberikan persembahan dengan sukaria (ay. 17). Keikhlasan mereka untuk pentahbisan rumah Allah telah membuat pembangunannya berhasil. Hal itu menunjukkan perlunya kesatuan hati semua pihak untuk membangun rumah Tuhan.

5.         Beribadah Kepada Tuhan Dengan Setia (ay. 17-18). Pembangunan Bait Allah disambut dengan sukaria. Pada ayat 17 disebut Untuk pentahbisan rumah Allah ini mereka mempersembahkan lembu jantan seratus ekor, domba jantan dua ratus ekor dan anak domba empat ratus ekor; juga kambing jantan sebagai korban penghapus dosa bagi seluruh orang Israel dua belas ekor, menurut bilangan suku Israel. Sukacita yang besar atas berdirinya kembali Bait Allah dirayakan dalam pentahbisan rumah Allah dan berlanjut dengan tradisi hari raya paskah. Kasih setia Tuhan yang telah sampai kepada umatNya, hendaknya disambut oleh setiap umat. Dengan berdirinya rumah Allah maka umat Tuhan harus lebih setia kepadaNya, Pembangunan-pembangunan rumah Tuhan tidak cukup hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga mengubahkan kerohanian, moral, perilaku umat Tuhan menjadi lebih baik. Sebagai refleksi saat ini, banyaknya Gereja bertumbuh dan dibangun besar, tetapi banyak jemaat yang kurang rajin untuk beribadah kepada Tuhan. Pembangunan rumah Allah yang harus berangkat dari kerinduan kepada Tuhan dan setia beribadah kepada Tuhan. AMEN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar