Saut
Poltak Tambunan
MENULIS
ADALAH TALENTA
Penulis
senior Saut Poltak Tambunan datang ke STT HKBP Pematangsiantar untuk mengadakan
lokakarya tentang aspek marketing teknik penulisan kreatif, Kamis, 3 Oktober
2013. sekitar 250 orang yang mengikuti lokakarya ini; mahasiswa STT, dari SMA
dan SMK 1 YHKBP jln Toba no 29 Pematangsiantar dan bagi orang yang berminat.
Saut
Poltak Tambunan sudah menulis buku sebanyak 50 buku, bahkan bukunya sudah
pernah diangkat dalam film layar lebar yang berjudul ‘Harga Diri’. Tahun 2012, ia menulis kumpulan cerpen ‘Mangongkal Holi’ dan novel ‘Mandera na Metmet’ dan pada 2013 ia
membuat karangan ‘Si TUMOING manggorga
Ari Sogot’.
Tulisan ini adalah sastra
modern dalam bahasa Batak Toba. Judul-judul buku yang lain Metamor Horas, Don’t Go Jonggi, Sengkarut Meja
Makan, Kolecer dan Hari Raya Hantu, Sang Juara, kembalikan Anakku, Di doa Ibu
ada namaku, Romansa Kecil, Hari-hari yang Tersisa, Dia ingin Anaknya Mati,
Datang Untuk Berlalu, Jangan Ada Dusta, Hatiku Bukan Pualam, dan masih banyak
lagi. Ia beserta tim nya menmberitahukan membuat lomba menulis cerpen, untuk
informasi lebih jelasnya lagi dapat mengakses www.hutanta.com dan
www.selasarpenatalenta.wordpress.com.
Dalam
kegiatan ini, Saut Poltak Tambunan ingin mengajak kaum muda untuk mengenal cara
praktis dan konsep strategi pemasaran bagaimana supaya tulisan laku di pasaran.
Penulis dan pengarang yang sudah berkiprah selama 40 tahun ini mengatakan bahwa
menulis adalah talenta yang diberikan/dititipkan oleh Tuhan. Dia menghimbau
supaya jangan meremehkan tulisan dan penulis karena tulisan membuat kita
berbeda karena menulis adalah diferensiasi dengan orang lain. “Menulis adalah
salah satu bentuk peradaban karena kita adalah apa yang kita baca dan apa yang
kita tulis”. Pernyataan itu bukan klasifikasi manusia tetapi sebagai motivasi
menulis untuk para pemula.
Menulis
dapat dilakukan sambil melakukan pekerjaan lain, karena menulis bagaikan guru
yang agung yang harus banyak belajar dari kehidupan. Melihat kejadian-kejadian
sekitar, mencatat, meng-outline, memindahkannya
ke arah yang berbeda dan mempublikasikannya supaya bermanfaat bagi orang lain.
Menulis dapat membuat cara berpikir kita meningkat. Pola pikir para penulis
saja berbeda, misalnya penulis yang satu berkata “Saya juga ‘kan kepingin
dikenal!”, penulis lain mengatakan; “Saya harus mengkomunikasikan makna, ide
dan pesan”.
Motivasi
orang untuk menulis berbeda-beda; ada yang ingin terkenal, cari honor, kepuasan
batin, kredit union dan lain-lain.
Tidak bisa disangkal, motif-motif itu jelas mempunyai dampak kepada penulis,
tetapi penulis yang baik adalah jika sampai kepada tahap menulis sebagai
ibadah, maksudnya menulis untuk menyampaikan pesan moral, dengan kejujuran dan
tidak menghalalkan segala cara seperti menyogok.
Inti
dari topik aspek marketing penulisan ini yang bisa kita dapat antara lain: 1) Mengetahui
Tren, memikirkan apa yang digemari pembaca sekarang dan juga nanti?, 2)
Mengetahui Pelanggan, membaca perilaku pembaca dan melihat kemungkinan apa yang
terjadi pada komunitas pembaca. 3) Mengetahui segmentasi, memilah-milah
konsumen dan menentukan target,dan masih banyak lagi. 4) Mengetahui kompetitor,
menciptakan keunikan dari penulis-penulis lain. Yang penting “penulis harus
memperhatikan emosi pembaca berbanding lurus dengan emosi penulis”.
Setelah
membuat skema dan menciptakan sebuah karya baik artikel, buku, novel, tulisan
maka perhatikanlah dampak marketingnya. Apakah naskah itu bisa terbit, terjual
dan best seller dan pesan sampai ke
pembaca. Oleh karena itu keberhasilan suatu penulis dapat dilihat ketika
bukunya baik (berkualitas), laku dan dibaca orang. Ada buku yang baik dan laku
tapi tidak dibaca orang. Ada buku yang baik, tapi tidak laku dan tidak dibaca
orang. Sebaliknya ada buku yang tidak baik, tapi laku dan dibaca orang. Ada
buku yang tidak baik, laku, tapi tidak dibaca orang. Bahkan ada buku yang tidak
baik, tidak laku, dan tidak dibaca yang tujuannya hanya sekedar menerbitkan.
Saut
Poltak Tambunan mengatakan kesannya bahwa beliau sudah banyak mengadakan
seminar bahkan di Bali di berbagai SMA yang sering nilai Ujian Akhir Negara nya
paling tinggi se-Indonesia tetapi yang paling meriah dan antusias masih
kunjungannya di Pematangsiantar. (yeftalius
situmeang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar