02 Desember 2023

LITURGI RAGAM PROFESI

 

LITURGI RAGAM PROFESI

Akibat dosa manusia yang selalu dikuasai oleh iblis, sehingga manusia bersifat egois yang selalu mementingkan diri sendiri dan selalu mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Marilah kita mendengar liturgi Ragam Profesi Kehidupan

Prolog              : Akibat dosa manusia yang selalu dikuasai oleh iblis, sehingga manusia bersifat egois yang selalu mementingkan diri sendiri dan selalu mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Marilah kita mendengar liturgi ragam profesi kehidupan.

Petani              :  Saya memang selalu belanja pagi, siang dan sore tidak mengenal lalah dengan mencangkul, mengolah tanah supaya ada bahan makanan. Maka kalau saya tidak ada, mana mungkin kalian semua bisa makan di Kota ini. Akulah yang menjadi sumber makanan, untuk itu kalian semua jangan angkuh dan sombong. Nanti suatu saat saya stop semua makanan dari kampung supaya kamu semua mati kelaparan.

Nelayan           :  Eh…bodoh kamu petani. Akulah yang benar kalau saya menangkap ikan maka makanan yang kamu makan tidak ada rasanya. Walaupun hanya membuat rasa makanan jadi enak, maka aku juga penting walaupun unsur tambahan kalau tidak ada ikan maka makanan yang kamu makan tidak ada rasanya.

Pedagang        :  Hei….Petani dan Nelayan. Jangan terlalu menyombongkan diri. Memang selalu tinggal di Kota tetapi kalau saya tidak berdagang, mana mungkin kalian bisa makan hanya dengan beras dan ikan. Minyak makan juga perlu dan minuman yang lain. Kami berdagang bukan tidak punya uang. Maka bukan hanya dari beras dan ikan manusia bisa hidup, tetapi makan roti dan minum manusia bisa hidup.

Guru                :  Eh….Pedagang. Saya yang benar, kalau saya tidak ajari anak-anak kalian semua akan menjadi buta huruf. Karena itu yang akan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak kalian. Maka jika saya tidak ada maka zaman tidak berkembang. Pendidikan akan merosot, janganlah kalian memperdebatkan soal makanan saja, sebab pendidikanlah yang paling utama sebagai modal dasar untuk hidup bernegara.

Pelajar             :  Guru.. janganlah merasa berjasa. Tanpa aku kamu tidak dapat berbakti. Akulah yang membayar kamu, sebab tanpa aku kamu tidak akan dapat membiayai hidupmu.

Pengusaha       :  Memang, semua itu benar. Tapi…yang paling benar adalah aku. Darimana proses belajar mengajar mendapat buku? Dan bagaimana mungkin segala barang-barang dapat dieksport dengan lancar tanpa aku? Jadi akulah yang betul.

Arsitek            :  Jangan terlalu sombong. Tanpa seorang arsitek bangunan seperti aku, kamu semua pasti menjadi gelandangan. Akulah yang menciptakan bangunan-bangunan pencakar langit dan rumah-rumah tempat perlindunganmu. Itulah hasil karyaku, jadi tanpa aku… mana mungkin kamu dapat tinggal dengan nyaman.

Dokter             :  Saya yang paling benar. Kalau kalian sakit-sakitan sayalah yang mengobati, maka hormatilah para dokter. Walaupun saudara-saudara menjadi bos, kalau sudah sakit saya yang akan mengurusnya. Tanpa kesehatan yang baik, saudara-saudara sekalian akan mati. Inilah saya sebagai dokter.

Polisi               :  Hei….. kau jangan sombong. Saya yang benar. Semua orang mengagumi saya, apalagi kalau saya menghentikan mobil, ada uang masuk loh! Saya juga selalu dipanggil orang untuk memberantas kejahatan, sehingga pencuri takut kepada saya. Sekali saya tembak tentu akan mati. Kalau saya tidak ada, maka negara tidak aman. Nah…sayalah yang paling berjasa.

Tentara            :  Ya…polisi memang perlu. Tetapi keamanan negara apa bisa terwujud tanpa aku? Tentara juga bisa menjaga kemanan negara, karena aku berani mempertaruhkan nyawa demi bangsa dan negara. Jadi akulah seorang pelindung yang diperlukan.

Hakim             :  Kemanan memang perlu dijaga. Tapi tanpa seorang hakim seperti saya ini, maka keadilan tidak akan ada. Tentara, polisi dan kamu semua akan membunuh manusia seenaknya. Oleh sebab itu, akulah yang paling perlu, karena aku akan mengadili kamu serta membebaskan yang tertindas. Jadi, akulah yang benar.

Kepala Desa    :  Tanpa saya…. segala urusan kamu semua tidak akan ada yang dapat menyelesaikan. Seperti pembayaran PBB, pembuatan KTP dan Kartu keluarga. Nah akulah yang berjasa, karena akulah yang bertugas untuk mengatur semua itu.

Artis                :  Bodoh kamu semua….. akulah yang paling benar. Pekerjaanku menghibur orang dan aku selalu senang. Aku selalu diperhatikan oleh khayalak ramai dan aku selalu membuat orang tertawa. Akulah publik figure yang selalu bersih dan cantik sehingga membuat orang menjadi simpatik.

Supir                :  Supirlah yang paling penting dan paling berjasa. Buktinya, tanpa saya kamu tidak bisa pergi ke mana-mana. Ibu-ibu tidak bisa pergi ke pasar, anak-anak tidak bisa ke sekolah dan para mahasiswa tidak bisa ke kampus, bapak-bapak tidak bisa ke kantor tanpa aku. Jadi, akulah yang paling diharapkan semua orang.

Tukang Ojek   :  Memang….. supir itu penting. Namun apakah supir dengan mobil besar dapat mengantarkan kamu sampai ke pelosok-pelosok, kampung-kampung? Hanya ojeklah yang bisa melalui jalan sempit maupun jalan setapak. Nah… padaku ada dua helm, satu untukku dan satu lagi untuk penumpangku. Jadi, akulah yang paling berjasa kepadamu.

Penjual Minyak: Minyak……minyak…..minyak Bu! Minyak Pak! Semua memang dibutuhkan tapi tanpa saya si penjual minyak mana mungkin kamu dapat menyelesaikan semua tugas-tugasmu. Masing-masing supir dan tukang ojek memerlukan minyak agar bisa menarik sewa. Dan tanpa minyak, kompor untuk memasak tidak akan bisa menyala. Jadi akulah yang paling hebat.

Pendeta           :  Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, apabila kita merenungkan; mengapa kita ada di dunia ini? Untuk apa kita tercipta di dunia ini? Kalaupun kita memiliki profesi yang berbeda, itu semua adalah berkat dari Allah. Ingatlah saudaraku, bahwa kita adalah sama-sama ciptaan Allah yang memberikan atau menciptakan ragam profesi dalam kehidupan kita dan itu adalah untuk kemuliaan Dia. Oleh karena itu, hendaklah kita merendahkan diri kita dihadapanNya agar kita ditinggikan Allah. Seperti yang tertulis dalam firman Allah dalam Kitab Yohanes 4:10 dikatakan: rendahkanlah dirimu dihadapanNya, maka Ia akan meninggikan kamu. Dan takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan dan saling membantulah satu dengan yang lain, karena hanya di dalam Dialah hadir kebenaran dan keadilan. Marilah kita hidup di dalam damai sejahtera.

(Seluruhnya menyanyikan “Dalam Yesus Kita Bersaudara”)

LITURGI RAGAM BAHASA

 

LITURGI RAGAM BAHASA JOHANES 3:16

Lihatlah situasi dunia saat ini. ramai sekali, begitu banyak hal-hal yang membuat kita heran dan bingung. Namun coba kita bayangkan, bagaimanakah keadaan pada mulanya? Bagaimanakah keadaan sebelum segala sesuatu dijadikan? Inilah liturgi Ragam Bahasa

 

1.      Batak Toba

Ai songon on do holong ni roha ni Debata di portibion, pola do Anak-Na na sasada I dilehon, asa unang mago ganup na porsea di Ibana, alai asa dapotan hangoluan si saleleng ni lelengna.

 

2.      Batak Simalungun

Ai songon do holong ni uhur ni Naibata bani dunia on, pala do Anak-Ni na sasada in iberehon, ase ulang magou ganupan na porcaya Bani, tapi ase hangoluhan na sadokah ni dokahni Bani.

 

3.      Batak Pakpak Dairi

Kumerna Begen ngo keleng ate ni Debata ni dunia en, pellango anak sisada ibereken, asa ulang mblang genep si percaya tuba-Na, asa kegeluhan sindekahna Bana.

 

4.      Batak Karo

Sabab begen pengkelengi Dibata doni enda, maka ibrekenna Anak-Na si Tonggal, gela olah bene isepe sitek Ibas Ia.

 

5.      Batak Angkola

Angke sai holong do roha ni Debata mida hasiangan on, jabat dilehon Ia Anak-Na na sasada I, anso ulang mago barang ise na porsaya si Ia; tapi marhangoluan na so mantak do ibana.

 

6.      Jawa

Awit dene gusti Allah anggone ngsihi marang jagat iku nganti masrahake Kang Putra ontang-anting, supaya saben wong keng pracaya marang Panjenengane aja nganti nemu karusakan, nanging nduwenan urip langgeng.

 

7.      Toraja

Belama ten moto tu puang matua, angka masei to isinna telino, narungan ni unpa kawasean nio anak Tunggalna, kauma anna midamida umpa tangan ni tae nala sanggang sanga dinna angka butui katuo ansae lakonna.

 

8.      Dayak

Allah ta ala rindu kan mesia, datai ka Iya mri Anak tunggal Ia, ngambi kasamoa orang riarap ka iya enda lalu mati, ulang bulih idup meruan.

 

9.      Nias

Simanosa wa omasi lowolangi nosi guli dano, no ibee nono nia andro si ha zambua, ena olo tekiko dozi samati chonia ena’o so chora wa’auri silo aetu.

 

10.  Mentawai

Kise po katet bagat bagat taikamanua ka taikapolak sikaen togania sipusara, bule ta ilango senet simatonem baga ka tabunia, tapii bakkati lepuri manuaiat si tomoi tata.

 

11.  Minang

Karano Allah mengasihi dunia ko, sahingga dikaruniakannyo Anak-Nyo nan Tunggal tu, siapo sajo nan pacayo ndakan binaso, malainkan hiduik salamolamonyo.

 

12.  Timor

Foen oesif neon nekpah pinan onae le talan te, in anak-anak mone foea mese he nati ale sakaule, nekan nateb neo in, kais wan leu masnapeni honis na balbal.

 

13.  Sunda

Karana sakiku miasihna Allah ka alam dunia, nunggah nepi ka masih keun Putra-Na tunggal, supaya unggal-unggal dilemma anu percaya ka anjeunna, ulah cilaka tapi meuang hirup nu langgeng.

 

14.  Manado

Memang tain tano nai woui, opo oepang nia dunia yaa ai karia winican ni opo ompung rintena asa unang paindan ubayana, pecaya ni ania tai binas karenganan selamat ahat kaurouro.

 

15.  Aceh

Monggah Allah mengasah kepada saondonyu, nyongeh nepikan sehingga geet nyangon karuniakan an neor geet nyan Tunggal, supayo satiok nan porcaya kapadanyo ndak binaso, malainkan beroleh hiduik nan kakal.

 

16.  Arab

Le nahul hakasda aha balahul ala mahatabasda ladna hul wahida, likailia laya kulamanyumimu ihi baltak kum lahul hayatul abadiah.

 

17.  Jepang

Kono joni kami sama waja ruin, tmai simpai iono sarekama sama waisai itino daniion ikutee kamine shintai wo wasu remain jomi toto vioni alkyunoku muku on kutangi.

 

18.  Cina

Santi ai sejeen sen cek tang, tek tuksen sesakaki, tah mencian ik ciek sentah tek puk cek misk wang huan tek you san.

 

19.  Ibrani

Ki ahava raba ahav ha’elohim et ra’olam ad asyer natan et benoet! Yehido lema’an asyer lo loyad col hamma amin beki im yireya haye olam.

 

20.  Yunani

Hutos gar egaphesen ho Theos ton kosmon, hoste ton huion ton monogene edoken, hina pazo pisteuon eis auton me apoletai all ekhe zoen aionion.

 

21.  Latin

Sic enim Deus dilexit mundum, ut Filium suum unigenitum daret, ut omnis qui credit in eum non pereat, sed habeat vitam aeternam.

 

22.  Jerman

Denn also hat Goot die welt geliebt, daf er seinen enge bornen sohn gaf, aut daf alla die an ihn glauben, nieht verloren warden, sondern das ewig leben haben.

 

23.  Belanda

Want zoolief had. God Debata wereld dat hijneen ingeboren zoon gegefen heft, Omdat ieder die in het geloof niet verlorenga, maar het euig leven hebben.

 

24.  Inggris

For God so loved the world  that He gave His Only Son, that whoever believes in Him shall not perish but have eternal live.

 

25.  Indonesia

Karena Allah begitu mengasihi manusia di dunia ini, sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan mendapat hidup sejati dan kekal.